Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Macet Jangan Sembarangan Pindah Lajur

Kompas.com - 12/07/2022, 10:42 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi jalanan macet kerap menjadi fenomena di setiap wilayah. Biasanya, kemacetan lalu lintas terjadi pada aktivitas jam berangkat atau pulang kerja.

Pada kondisi tersebut, banyak pengemudi menghadapi kemacetan dengan tidak beretika. Contoh, pengendara mobil atau sepeda motor sembarangan pindah-pindah lajur karena tidak sabar.

Padahal, setiap pengemudi harusnya sudah tahu jika pada jam sibuk pasti akan terjadi kemacetan lalu lintas.

Baca juga: Bukan karena BBM RON Rendah, Ini Penyebab Fuel Pump Rusak

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre mengatakan, ada beberapa kelakuan pengemudi yang tidak beretika saat bertemu dengan macet.

“Lampu baru kuning sudah klakson-klakson, menerobos Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) atau lampu merah, tidak menjaga jarak aman, menyerobot lajur orang lain, pindah-pindah lajur, dan masih banyak lagi,” ucapnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.


Pengemudi yang tidak konsisten di lajurnya, alias suka pindah-pindah memang menjadi hal yang sering ditemui saat macet. Hal ini bisa dikategorikan kelakuan yang agresif dan disebabkan sikap egois dari pengemudinya.

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/5/2022). Ruas jalan arteri Kalimalang arah Bekasi terpantau mengalami kepadatan kendaraan hingga sekitar empat kilometer imbas dari diberlakukannya sistem satu jalur (one way) di Tol Jakarta-Cikampek.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/5/2022). Ruas jalan arteri Kalimalang arah Bekasi terpantau mengalami kepadatan kendaraan hingga sekitar empat kilometer imbas dari diberlakukannya sistem satu jalur (one way) di Tol Jakarta-Cikampek.

“Minimnya etika di jalan dan biasanya dilatarbelakangi dengan masalah mental yang dialami oleh seseorang. Ini lah perlunya pelatihan, karena tidak hanya kemampuan dan pengalaman yang diajarkan, namun juga wajib membangun etika mengemudi di jalan,” kata Marcell.

Baca juga: Mobil Listrik Wuling Diberi Nama Air ev, Sudah Bisa Dipesan

Menurut Marcell, pengemudi yang beretika pastinya taat akan aturan, menghargai orang lain, dan berperilaku tepat di setiap kondisi dan situasi. Seharusnya perilaku seperti itu dikuasai oleh setiap pengguna jalan di Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau