JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan bakar mesin (BBM) yang dijual eceran banyak ditemui, khususnya di area atau kawasan yang minim SPBU. Bensin eceran biasa dijual dengan menggunakan pompa manual ataupun dalam dikemas dalam botol bekas ukuran satu liter.
Bensin eceran jika dilihat sekilas memang mirip dengan BBM yang ada di SPBU. Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi menjelaskan, jika kualitas bensin eceran bagus, tidak menjadi masalah untuk mesin mobil.
"Sedangkan kalau kualitasnya jelek atau ada penambahan material lain, maka dapat memengaruhi kinerja pompa bensin, injektor, dan ruang bakar yang cepat kotor," ucap Bambang kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Catat, Ini 11 Wilayah yang Harus Daftar Sebelum Beli Pertalite dan Solar
Bambang menekankan, yang perlu diperhatikan adalah bensin eceran yang telah dicampur dengan material lain. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi mesin mobil.
"Kalau di bensin tersebut terdapat sulfur, maka dapat menyumbat saluran pompa dan injektor bahan bakar, sehingga mobil tersendat-sendat saat jalan ataupun mati," ucap Bambang.
Sementara itu, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna menjelaskan bahwa mobil bisa menggunakan bensin eceran, selama oktannya sesuai dengan spesifikasi mesin mobil.
"Mobil dengan bahan bakar bensin sekarang biasanya memakai tekanan kompresi yang tinggi. Jadi butuh bensin dengan angka oktan yang tinggi agar tenaga maksimal serta irit bahan bakar," ucap Suparna.
Baca juga: Mulai 1 Juli, Beli Pertalite dan Solar Wajib Daftar Dulu
Namun, ia mengingatkan, belum tentu kualitas bensin eceran yang dijual di luar SPBU tetap terjaga sejak awal dibeli oleh penjualnya. Penurunan kualitas bisa terjadi jika bensin tidak disimpan dalam kemasan yang benar, sehingga terkontaminasi material lain seperti minyak tertentu dan air, sehingga angka oktan bisa turun.
Jika mesin mobil minum bensin yang terkontaminasi, mesin mobil bisa menjadi rusak atau tidak bekerja secara optimal.
"Dampaknya selain tenaga turun, juga menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros," ucap Suparna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.