JAKARTA, KOMPAS.com – Angka penjualan sepeda motor di Indonesia mengalami penurunan cukup dalam pada Mei 2022. Tercatat, realisasi pada bulan lalu minus 43,52 persen.
Disitat dari data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), penjualan motor hanya meraih 248.235 unit. Padahal bulan sebelumnya bisa mendapat 439.472 unit.
Capaian ini bahkan menjadi angka penjualan motor terendah pada lima bulan pertama tahun 2022.
Baca juga: Tabrakan di Tambun, Benarkah Mesin Mobil Bisa Mati di Pelintasan KA?
Seperti diketahui penjualan motor masih bisa mencapai angka 443.890 unit pada Januari 2022. Kemudian pada Februari 2022, angkanya terkoreksi 17 persen menjadi 368.131 unit.
Sementara pada Maret 2022, menjadi bulan dengan penjualan terbanyak sepanjang tahun ini dengan angka 450.565 unit.
Anjloknya penjualan motor bulan Mei 2022 disinyalir bukan karena permintaan konsumen yang menurun.
Baca juga: 28 Gerbang Tol di Jakarta yang Masuk Zona Ganjil Genap
Namun, lantaran terhambatnya proses produksi, akibat dampak krisis cip semikonduktor yang menghantam industri otomotif global, termasuk juga Indonesia.
GM Corporate Communication Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin mengatakan, pihaknya tengah berusaha memenuhi permintaan konsumen.
Sebagai informasi, beberapa model Honda mengalami inden yang terbilang lama. Buat Scoopy dan Beat bisa mencapai dua bulan, sementara Vario 160 ataupun PCX 160 berkisar 1-2 minggu.
Baca juga: Kenapa Bus Sumatera Langganan Pakai Sasis Buatan Jerman?
“Kami masih terus berusaha untuk menangani masalah ini, salah satunya melalui koordinasi dengan suplier untuk menambah dan mempercepat pasokan cip semikonduktor,” ujar Muhibbuddin, kepada Kompas.com (21/6/2022).
Sementara itu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) turut mengakui krisis ini menghambat produksi, sehingga pembelian motor menjadi inden.
Antonius Widiantoro, Manager Public Relations, YRA & Community YIMM mengatakan, tingginya jumlah permintaan tidak sebanding dengan jumlah produksi. Terlebih semikonduktor itu dipakai di beberapa industri, bukan hanya motor saja.
"Jadi, kelangkaan globalnya yang membuat dampak ke industri otomotif. Jadi, tidak bisa diapa-apakan lagi, selain berusaha dan menunggu," ujar Antonius di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.