JAKARTA, KOMPAS.com - Proses produksi di pabrik Hyundai di Ulsan, Korea Selatan, mengalami perlambatan, Kamis (9/6/2022). Penyebabnya adalah demo yang dilakukan oleh ribuan sopir truk.
Dikutip dari Carscoops.com, Minggu (12/6/2022), para sopir truk tersebut protes terhadap kenaikan harga bahan bakar. Aksi itu mengganggu aktivitas di pelabuhan.
Sehingga, beberapa pabrikan kesulitan mendapatkan pasokan yang penting. Akibat dari demo tersebut, pabrik Hyundai bahkan hanya sanggup beroperasi sekitar 60 persen dari normal.
Baca juga: Hyundai Ioniq 5 di Korea Selatan Jadi Kendaraan Otonom Level 4
Lalu, di pelabuhan Ulsan, pusat industri di mana sebagian besar mogok terjadi, lalu lintas peti kemas juga dihentikan total sejak Selasa (7/6/2022).
Untuk diketahui, pelabuhan Busan menyumbang 80 persen dari aktivitas peti kemas di Korea Selatan. Sehingga, adanya mogok atau demo tersebut membuat lalu lintas turun dua pertiga dari tingkat normal.
Mogok sopir truk ini juga berdampak pada semua industri di Korea Selatan, mulai dari mobil dan elektronik hingga perusahaan yang membuat semikonduktor yang mengendalikan keduanya.
Baca juga: Belum Lama Dijual di Indonesia, Hyundai Setop Produksi Ioniq Juli 2022
Kondisi pasokan semikonduktor belakangan ini mengalami krisis, karena situasi di China dan invasi Rusia ke Ukraina. Ditambah dengan masalah di Korea Selatan, maka kondisi ini dapat memiliki efek global.
Hyundai dikabarkan mencari alternatif transportasi lain untuk membawa barang keluar dan masuk pabriknya. Sayangnya, tidak ada kejelasan tentang berapa lama pemogokan akan berlangsung, begitu pula dengan seberapa besar dampaknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.