Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Konversi Kendaraan Listrik Bakal Menjangkiti Mobil?

Kompas.com - 18/05/2022, 11:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren konversi sepeda motor listrik di Indonesia sudah mulai ramai sejak tahun lalu. Motor lawas berbahan bakar bensin diubah jadi berjantung milenial yaitu berdaya listrik.

Para pemain mobil klasik sudah ada beberapa yang melakukan konversi memakai catu daya baterai untuk sumber tenaga.

Baca juga: Sopir Bus Maut di Tol Sumo Positif Narkoba, Ini Ancaman Hukumannya

Marius Pratiknjo, anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), mengatakan, saat ini memang ada dua kubu yaitu yang setuju konversi dan tetap setia klasikan.

VW Kodok bermesin listrikKOMPAS.com/Gilang VW Kodok bermesin listrik

"Pendapat saya dan PPMKI itu beda ya. Tapi dari Ketum kami itu kalau dia termasuk pro dan realistis bahwa kita akan konversi," kata Marius yang ditemui Kompas.com beberapa waktu lalu.

Marius yang beberapa sudah mengonversi Citroen Mehari miliknya jadi listrik itu mengatakan, saat ini isu paling besar jika ingin konversi mobil listrik ialah soal harga.

"Isunya masih di angka, yaitu terlalu mahal, itu saja. Kalau yang buat yang tidak mau jual atau segala macam sudah ketebak dia tidak akan mau (konversi), masih berpegang itu adalah yang terbaik, bensin masih ada dan lain lain," ungkapnya.

Baca juga: Pulang Mudik Pakai Motor, Jangan Lupa Cek Kondisi Pengereman

 

Marius mengatakan, pelan-pelan tren konversi sudah mulai terlihat. Buktinya katanya, saat ini di komunitas Citroen sudah ada beberapa mobil yang diubah jadi listrik.

"Tapi kalau kita lihat pelan-pelan sudah mulai banyak kok yang konversi. Terakhir saya konversi sudah mulai banyak, terakhir kan VW Kodok dan ini (Citroen Mehari), sekarang sudah mulai banyak.

"Di Citroen sudah ada tiga tambahan jadi ada empat tapi satu sedang dalam perkembangan. Tapi mungkin larinya ke yang retro kalau ke kita (klasik) masih belum kayanya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau