JAKARTA, KOMPAS.com – Melambungnya harga BBM jenis Pertamax (RON 92) hingga mencapai Rp 12.500 per liter membuat sejumlah pemilik motor-motor baru khawatir. Pasalnya biaya bensin yang dikeluarkan bakal jauh lebih mahal, dari sebelumnya hanya Rp 9.000 per liter.
Misal buat Honda Vario 160, dari sebelumnya hanya butuh Rp 49.500 untuk mengisi tangki 5,5 liternya, kini harus mencapai Rp 68.750.
Sementara untuk menghemat biaya BBM, ada sejumlah pengendara yang mencampurkan Pertalite (RON 90) atau Premium (RON 88) dengan octane booster untuk meningkatkan performa mesin.
Baca juga: Jumlah Pemudik Naik Jadi 85,5 Juta, Kendaraan Pribadi Mendominasi
Namun, amankah hal tersebut dilakukan untuk mesin motor?
Reza Rezdie dari Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM) mengatakan, dari pabrikan tidak direkomendasikan penambahan produk semacam octane booster.
Menurutnya, kandungan tiap octane booster berbeda-beda. Selain itu, tidak diketahui secara pasti bagaimana efek terhadap mesinnya.
Baca juga: Buntut Kasus Penipuan Diler Resmi Honda MT Haryono
"Kami dari APM tentunya tidak merekomendasikan penggunaan octane booster. Kenapa, karena kita tidak mengetahui kandungan aditif yang terdapat dalam octane booster tersebut," ujar Reza, dalam konferensi virtual (7/4/2022).
Seperti diketahui, menggunakan octane booster berefek pada performa kendaraan yang lebih baik. Meski begitu, tidak diketahui secara pasti efek samping lainnya yang bisa timbul.
"Mungkin selain performanya lebih meningkat, ada efek samping lainnya yang bisa dirasakan mesin, mungkin bisa menambah kerak dan sebagainya,” ucap Reza.
Baca juga: Bocoran Hyundai Palisade Facelift, Desain Lebih Kotak
“Itu kita tentunya belum bisa menjawab nih terkait penggunaan octane booster. Karena kita tidak memiliki data dan juga hasil uji terkait octane booster tersebut," kata dia.
Reza juga menambahkan, meskipun Vario 160 mengusung kompresi mesin 12:1, bukan berarti tak bisa menenggak BBM dengan oktan di bawah 92.
Menurutnya, Vario 160 masih aman meminum Pertalite bahkan Premiun karena sistem injeksi atau PGM-FI milik Honda sudah canggih, yang dilengkapi dengan sensor O2.
Baca juga: Hasil FP2 MotoGP Amerika 2022, Zarco Tercepat
"Setiap penggunaan jenis bahan bakar berbeda, dalam hal ini oktannya, nanti si O2 sensor itu bisa mendeteksi dari kandungan sisa pembakaran, terutama di bagian kandungan oksigennya,” kata Reza.
“Itu akan memberikan feedback ke ECM (Engine Control Module) untuk menyesuaikan lagi agar output mesinnya walapupun menggunakan oktan rendah sampai oktan tinggi masih bisa optimal," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.