Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Diesel Zaman Sekarang Pantang Minum Solar Kualitas Rendah

Kompas.com - 04/03/2022, 10:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil diesel modern atau jaman sekarang disarankan untuk mengonsumsi solar berkualitas tinggi. Pasalnya, dengan jenis solar yang berkualitas, maka pembakaran bisa lebih sempurna.

Hanya saja masih kerap kita temui pemilik mobil bermesin diesel mengisi solar berkualitas rendah. Penyebab utamanya bisa jadi karena harga lebih terjangkau.

Namun, perlu diingat, ada dampak dan konsekuensi yang harus ditanggung pemilik kendaraan yang memaksa mobil diesel minum solar kualitas rendah.

Baca juga: Jangan Salah Beli, Aki Mobil Mesin Diesel dan Bensin Berbeda

Sebagai informasi, solar dari Pertamina saat ini terbagi menjadi tiga, yakni Bio Solar, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Untuk kualitasnya sendiri, Bio Solar berada di urutan terbawah dengan angka setana (cetane) 48. Sementara, Dexlite angka sentananya minimal 51, dan Pertamina Dex mencapai 53.

Dealer Technical Support Dept. Head PT. Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, penggunaan solar dengan angka sentana yang rendah bisa membuat filter solar lebih cepat kotor.

Mitsubishi New Pajero Sport Dakar Ultimate 4x2. Pembaruan SUV ini hadir dengan fitur-fitur canggih Mitsubishi New Pajero Sport Dakar Ultimate 4x2. Pembaruan SUV ini hadir dengan fitur-fitur canggih

Tidak hanya itu saja, solar berkualitas rendah juga memiliki kadar sulfur air yang cukup tinggi.

Mobil bermesin diesel saat ini rata-rata sudah menggunakan sistem common rail, apabila sulfurnya tinggi akan mengganggu kinerja dan dapat merusak,” ujar Didi, belum lama ini kepada Kompas.com.

“Akibatnya pembakaran menjadi tidak sempurna, dan bisa membuat performa mesin menurun. Tarikannya juga bisa saja terasa kurang,” lanjutnya.

Baca juga: Kasus Sopir Truk Dipukul dan Dibanding, Ingat Pentingnya Jaga Emosi di Jalan

Penurunan performa mesin disebabkan oleh filter solar yang kotor atau bahkan tersumbat. Jika dipaksakan, hal ini bisa saja merusak bagian mesin yang lainnya.

Tak hanya itu, pembakaran yang tidak sempurna juga akan menimbulkan gejala brebet atau mesin menjadi menggelitik.

“Gejala knocking atau ngelitik pada mesin diesel tetap ada, tapi samar-samar karena suara mesinnya sudah keras. Bagi yang sudah biasa menggunakan mobil diesel biasanya sudah bisa membedakan suaranya,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com