JAKARTA, KOMPAS.com – Merek mobil dari China Wuling sudah hadir di Indonesia sejak pertengahan 2017. Model pertama yang diperkenalkan Wuling ke masyarakat Indonesia adalah Wuling Confero S.
Sejak saat itu, perlahan keluar model lainnya yang tidak kalah menarik. Pada 2018, diluncurkan MPV Cortez dengan mesin 1.800 cc dan setahun setelahnya, diperkenalkan Cortez dengan pilihan mesin 1.500 cc turbo.
Kemudian di 2019, hadir juga SUV Wuling Almaz yang punya fitur-fitur canggih untuk kendaraan di kelasnya. Selanjutnya di 2021, dihadirkan Almaz RS dengan fitur Advance Driver Assistance System (ADAS).
Baca juga: Sepak Terjang dan Penjualan Wuling Cortez di Indonesia
Wuling Confero S menjadi produk Wuling yang usianya mendekati lima tahun di 2022. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari Wuling Confero S yang dirasakan oleh para pemiliknya.
Hendra Susanto, Founder dari Wuling Club Indonesia (WLCI) yang juga pemilik Confero S lansiran 2017 menceritakan pengalamannya merawat Wuling Confero S menjelang lima tahun pemakaian.
“Kalau Confero sih sudah teruji deh untuk mesinnya. Cuma untuk penunjang seperti kaki-kaki, AC dan yang lainnya punya usia pakai yang pendek,” ucap Hendra kepada Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: Telat Bayar Pajak Kendaraan Bisa Kena Tilang, Ini Penjelasannya
Komponen kaki-kaki yang kerap rusak seperti rack steer, tie rod, long tie rod, ball joint, bushing lower arm, shock breaker. Kalau soal harga suku cadangnya, memang relatif murah, tapi usia pakainya tidak lama.
“Rata-rata 40.000 km ke atas sudah mulai merasakan, kalau harganya memang terhitung murah, tapi kalau cepat rusak kan jatuhnya mahal juga,” kata Hendra.
Bayu Firmansyah, President WLCI dan pemilik Wuling Cortez lansiran 2018 juga memberikan pengalamannya. Selama tiga tahun pemakaian, kaki-kaki Cortez kerap mengalami kendala, bahkan sebelum 10.000 km.
“Dari kilometer 7.000 itu, kaki-kakinya sudah oblak. Pertama kali punya, saya bawa ke Bromo, pas pulang oblak. Saya ganti rack steer, karena masih gratis, jadi pesan dahulu, didata, enggak sampai sebulan sudah dipanggil untuk diganti,” ucapnya.
Selain masalah kaki-kaki, ada beberapa masalah yang kerap muncul pada Cortez, yakni power window yang macet. Bayu mengatakan kalau pihak bengkel resmi pun sudah mengetahui akan hal tersebut dan sudah banyak pengguna Cortez yang mengalaminya.
“Jadi kacanya enggak mau naik, dan diganti gratis. Ini memang permasalahan Cortez infonya dari teman-teman komunitas, orang bengkel juga bilang begitu,” kata Bayu.
Mengenai layanan aftersales, Hendra mengungkapkan kalau Wuling harus berbenah menjelang lima tahun di Indonesia. Hal ini dikarenakan, beberapa pemilik pertama Confero tentu garansinya sudah habis, sehingga butuh layanan aftersales yang baik.
“Ketersediaan suku cadang itu jangan cuma ada di bengkel resmi. Sediakan depo di berbagai daerah. Biarkan mereka yang menjual ke kabupaten, kecamatan, dan segala macam,” kata Hendra.
Hendra mengatakan, jangan sampai konsumen hanya mengandalkan diler atau bengkel resmi. Sayangnya di diler ketersediaan suku cadang terkadang kurang, bahkan terkesan tidak menyimpan stok.