Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya, Saat Mengantuk Jangan Dipaksa untuk Mengemudi

Kompas.com - 12/02/2022, 19:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu faktor yang menyebabkan kecelakaan di jalan raya adalah kesalahan pengemudi. Ada saja kejadian mobil menabrak benda lain karena pengemudinya mengantuk.

Menyetir sambil mengantuk sudah jelas bisa membahayakan dirinya dan orang lain. Tapi sebenarnya apa yang dirasakan pengemudi saat memaksa menyetir dalam kondisi mengantuk?

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, mengantuk bisa membuat pengemudi berada di posisi setengah sadar.

Baca juga: Mengemudi di Jalan Tol, Waspada Bahaya Highway Hypnosis

Petugas polisi memeriksa kendaraan yang terlibat kecelakaan dengan kereta api di perlintasan tanpa palang pintu Dusun Ngreco, Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (7/2/2022).Dok.Polsek Ngadiluwih Petugas polisi memeriksa kendaraan yang terlibat kecelakaan dengan kereta api di perlintasan tanpa palang pintu Dusun Ngreco, Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (7/2/2022).

“Artinya, mata tidak bisa membaca lalu lintas dengan benar dan otak sudah tidak dapat merespon situasi lingkungan,” ucap Sony kepada Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).

Sony bilang kalau pengemudi yang mengantuk, setengah dari pikirannya sudah berada di bawah alam sadar. Jadi tentu ketika menyetir, pengemudi tidak bisa membaca situasi lalu lintas yang ada di depannya.

“Perilakuny loss, ketika mengemudi ya hanya lurus tanpa kontrol, dan berhenti ketika sudah menabrak obyek didepan atau samping kiri kanannya,” kata Sony.

Baca juga: Ganjil Genap di 5 Gerbang Tol Bandung Berlaku Akhir Pekan Ini

Sony menjelaskan, mengantuk sebenarnya disadari pengemudi, tapi malas beristirahat. Ada saja pengemudi yang merasa tanggung atau ingin cepat sampai tujuan padahal sudah mengantuk.

“Banyak yang bertindak menyiasati dengan ngerokok, ngobrol, ngopi, bernyay dan lain-lain, padahal otak sudah melemah. Cara benar menyiasati kantuk adalah harus berhenti, tidur atau lakukan refresh merangsang otot, otak dan syaraf,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau