Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Fenomena "Oversteer" dan "Understeer" Saat Mengemudikan Mobil

Kompas.com - 26/01/2022, 10:42 WIB
Serafina Ophelia,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mengendarai mobil, ada beberapa kondisi ketika pengemudi kehilangan kendali, khususnya di jalan yang menikung atau licin.

Hilangnya traksi pada ban membuat kendaraan menjadi sulit dikendalikan. Pada mobil dengan penggerak roda belakang atau rear wheel drive (RWD), keadaan hilang kendali ini biasanya merupakan fenomena oversteer.

Sedangkan pada mobil berpenggerak roda depan atau front wheel drive (FWD), keadaan ini disebut understeer.

Baca juga: Mengenal Fenomena Oversteer dan Cara Mengatasinya

Oversteer merupakan keadaan ketika ban kehilangan traksi, saat mobil melaju terlalu cepat di jalan yang menikung atau licin. Ketika mengalami oversteer, bodi belakang mobil bisa terlempar ke samping, seakan mendahului bagian depan mobil.

Saat setir diputar, terjadi pergeseran ban belakang ke arah depan. Hal ini bisa disebabkan oleh besarnya tenaga yang disalurkan ke dua roda belakang, atau kondisi ban yang sudah tidak baik lagi.

Menyitat Kompas.com, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menyarankan pengemudi untuk tidak panik dan tenang dalam mengendalikan pengemudi, saat mengalami oversteer.

Pengemudi harus mengurangi laju kendaraan dan mengarahkannya ke area yang aman, misalnya area berpasir.

Ilustrasi understeersanto Ilustrasi understeer

Sedangkan pada fenomena understeer, arah belokan kendaraan tidak sesuai dengan arah yang dituju atau diinginkan oleh pengemudi. Mobil akan terasa sulit dibelokkan, walaupun pengemudi sudah mengarahkan setir.

Berdasarkan modul Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), pengemudi harus menghindari tambahan putaran kemudi atau membanting setir, tetapi mengurangi tekanan gas secara perlahan. Sehingga, ban kembali mendapatkan traksi yang cukup.

Baca juga: Tips Anti Mundur Saat Menyetir Mobil Manual di Tanjakan

Dari antara keduanya, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, understeer lebih mudah dikendalikan.

"Hal ini disebabkan roda depan adalah tempatnya kendali mobil, jadi lebih mudah dikontrol ketimbang oversteer," kata Jusri, seperti dikutip Kompas.com.

Selip roda belakang cenderung lebih susah dikendalikan karena membuat badan mobil jadi miring akibat roda belakang yang berputar ke depan, seakan ingin menyalip roda depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau