Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan Etika Pindah Lajur Saat Berkendara Mobil

Kompas.com - 20/01/2022, 20:11 WIB
Serafina Ophelia,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berpindah lajur mungkin terkesan mudah, namun jika dilakukan secara asal hal ini bisa menyebabkan kecelakaan. Sebelum berpindah lajur, pengemudi mobil harus memperhatikan keadaan jalan terlebih dulu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya menoleh ke arah spion untuk melihat kendaraan lain yang melaju dari belakang, agar tidak terjadi tabrakan.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC) Jusri Pulubuhu menekankan, spion hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam menambah visibilitas pengemudi saat berkendara.

Baca juga: Mobil di Depan Pindah Lajur Tiba-tiba, Kasih Klakson Saja

"Kaca spion itu alat bantu. Ketika kita pindah lajur, aturan amannya cek spion dulu lalu menyalakan lampu sein sebagai alat komunikasi," kata Jusri pada Kompas.com, belum lama ini. "

Jusri mengatakan, bahwa masih banyak pengemudi yang tidak terlalu awas dan hati-hati saat akan berpindah lajur.

"Seringkali, walaupun ada kaca spion, kadang pola manajemennya mereka tidak sistematis, lambat," ujarnya.

Hal ini berbahaya dan menyebabkan banyak terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh blind spot, karena pengemudi terburu-buru berpindah lajur. "Oleh karena itu, selain pengaturan (spion), ada pola pemeriksaan yang harus dilakukan," terang dia.

Waktu optimal untuk mengecek spion sebelum berpindah lajur ialah lima hingga delapan detik.

Ilustrasi pengemudi mobil di jalan. UNSPLASH/takahiro taguchi Ilustrasi pengemudi mobil di jalan.

Baca juga: Cara Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Online, Tanpa Harus ke Samsat

Kemudian ia menjelaskan, sebelum menyalakan sein, pengemudi juga harus memperhatikan keadaan lalu lintas.

"Situasi jalan itu bisa berubah tiap detiknya. Kalau aman, beri sein. Kalau tidak aman, jangan beri sein," terangnya.

Setelah menyalakan sein, Jusri menjelaskan, pengemudi harus melakukan shoulder check, atau menoleh dengan cepat ke arah lajur yang akan dituju. Tujuannya adalah untuk melihat area blind spot yang tidak tercakup oleh spion.

Baru setelah itu, jika keadaan sekitar sudah aman, barulah pengemudi bisa melakukan eksekusi atau pindah lajur dengan aman.

Ia menekankan, pengemudi tidak bisa sekedar mengandalkan spion. Karena, spion hanya berperan sebagai alat bantu saat pengemudi berkendara.

"Jadi harus menoleh. Misal mau ke kanan, shoulder check untuk melihat, ada enggak objek-objek berbahaya di blind spot kita. Sama juga ketika mau ke kiri. Ketika dia mau manuver, cek spion. Aman, lampu sein nyalakan, baru eksekusi," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau