JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan datangnya musim penghujan di akhir tahun ini, sejumlah hal patut diwaspadai bagi para pengguna jalan terkait masalah keselamatan dalam berkendara.
Bukan hanya masalah penurunan jarak pandang, tapi juga potensi terjadinya aquaplaning pada ban kendaraan ketika melibas genangan air di jalanan.
Sebagai informasi, aquaplaning merupakan kondisi ban kendaraan yang kehilangan daya cengkeram secara mendadak akibat berselancar di atas genangan air pada permukaan jalan. Akibatnya, kendaraan jadi sulit dikendalikan.
Baca juga: Tes Menanjak Toyota All New Avanza FWD
"Guyuran air hujan di kaca mobil selain menurunkan jarak pandang dan keleluasaan pandangan kita, genangan airnya juga membuat lintasan menjadi licin dan tidak jarang juga sering memunculkan aquaplaning yang kerap menjadi penyebab kecelakaan fatal," kata Tire & Rim Engineer Bambang Widjanarko kepada Kompas.com belum lama ini.
Guna menghadapi risiko aquaplaning, memilih ban yang tepat jadi hal yang penting. Bambang menjelaskan, pemilihan ban dengan telapak yang lebar justru memperbesar risiko kendaraan makin sulit dikendalikan.
"Sebagai contoh mobil Toyota Innova menggunakan ban ukuran 235/50 R18 dalam keadaan normal memang mempunyai daya cengkeram lebih baik daripada ban dengan ukuran 215/55 R17. Namun dalam hal melibas aquaplaning keadaannya justru bertolak belakang. Ban dengan telapak lebih sempit justru tidak sereaktif dan geraknya tidak seliar yang bertelapak lebar," kata ia lebih lanjut.
Baca juga: Meski Ludes, Suzuki Tetap Bawa Ertiga FF Sport ke Surabaya
Namun, leban telapak ban bukanlah poin utama dalam menghadapi aquaplaning. Yang terpenting adalah mengelola laju kendaraan dengan baik alias tidak ngebut sembarang, serta memilih pola telapak ban yang tepat.
Membahas pola telapak ban, pola bertipe directional atau satu arah dengan corak seperti mata panah diyakini sebagai ban yang paling baik kemampuannya dalam memompa air keluar, dibandingkan pola bertipe symmetric atau asymmetric.
Berkat kemampuan memompa air keluar dari bawah ban ini, telapak bertipe directional lebih aman digunakan saat melaju di jalan penuh genangan air. Sayangnya, kemampuan tersebut perlu dibayar dengan sebuah konsekuensi.
Baca juga: Terjadi Kecelakaan Karambol di Banyumas, Pahami Lagi Jarak Aman Berkendara
Jika kendaraan yang memakai ban tersebut dipacu dengan kecepatan tinggi saat melintasi genangan air, cipratan air yang tercipta akan lebih kencang dan besar kemungkinan mengotori pengguna jalan lain di sekitarnya.
Maka dari itu, Bambang mengingatkan pentingnya mengelola laju kendaraan saat melibas genangan air. Bukan cuma untuk mengurangi risiko aquaplaning, tapi juga sebagai etika berlalu lintas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.