JAKARTA, KOMPAS.com - Balap liar merupakan salah satu fenomena di masyarakat yang sulit diberantas. Balap liar atau "bali" sudah berlangsung sejak lama meski timbul tenggelam.
Belum lama ini seorang polisi bernama Brigadir Irwan Lombu dikeroyok saat akan membubarkan balap liar di dekat Bundaran Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (7/12/2021) dini hari.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan, balap liar didominasi oleh remaja yang haus eksistensi dan pembuktian diri.
Baca juga: Suzuki Rilis Warna Baru Hayabusa 2022
"Balap liar ini adalah fenomena yang sejak dulu, bahkan sejak sebelum zaman Ali Sadikin (Gubernur Jakarta) sudah dilakukan, baik roda dua maupun roda empat," kata Jusri kepada Kompas.com, Rabu (8/12/2021).
Jusri mengatakan, fenomena balap liar yang dilakukan remaja merupakan proses natural karena mencari sesuatu untuk merasa hebat dan bisa diakui oleh mayarakat atau kelompok.
"Itu dilakukan oleh kelompok orang yang mencari eksistensi dan biasanya kelompok usia remaja," katanya.
"Rata-rata pengemar otomotif yang sudah dewasa ataupun tua pernah melakukan hal tersebut," ungkap Jusri.
Untuk itu kata Jusri, untuk menekan balap liar, perilaku seperti ini harus ditangani secara komperhensif.
"Maksudnya difasilitasi sebagaimana rencananya Kapolda Metro Jaya Pak Fadil ini harus difasilitasi dan kemudian dilakukan gerakan partisipasi dari stakeholder," kata Jusri.
Baca juga: Polisi Pastikan Car Free Night Berlaku di DKI Saat Libur Nataru
"Antara lain Polda harus mengajak Pemda karena fasilitasnya (balap liar) dipakai, kemudian PU dan lainnya," ucap Jusri.
Kemudian kata Jusri, polisi juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mulai dari klub dan komunitas otomotif soal bahaya balap liar.
Kemudian peran orang tua masing-masing. Jusri menilai orang tua harus menjaga anaknya untuk tidak terlibat kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri.
"Orang tua juga harus berpartisipasi, mengingat ini menyangkut keselamatan anak-anak mereka, yang mungkin calon pemimpin bangsa," kata Jusri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.