JAKARTA, KOMPAS.com - Viral di media sosial video yang memperlihatkan aksi arogan dari para pemotor yang sedang melakukan sunmori.
Rekaman tersebut diunggah oleh akun @agoezbandz4, Selasa (9/11/2021).
Dalam video tersebut, terlihat rombongan pengendara motor yang sedang melakukan sunmori tampak memepet mobil Peugeot berwarna merah. Bahkan, salah satu pengendara motor tampak menendang mobil tersebut, hingga membunyikan klakson panjang.
Insiden tersebut diketahui terjadi di Sentul Nirwana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Namun, hingga akhir video belum diketahui secara pasti apa penyebab keributan itu dan bagaimana penyelesaiannya.
Baca juga: Ingin Masuk ke GIIAS 2021, Wajib Sudah Vaksin Dua Kali
Viralnya video tersebut pun menimbulkan reaksi dari para netizen. Pasalnya, kejadian klub motor yang bersikap arogan seperti ini bukan pertama kalinya terjadi.
“Yang bikin rusak komunitas yang begini ni,” tulis salah satu komentar warganet.
“Dikira jalan punya mereka sendiri? Lain kali sunmori sewa patwal aja, klo ga di sirkuit sekalian,” tulis warganet lainnya.
View this post on Instagram
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, seseorang yang dalam sisi kehidupan lainnya sangat menjunjung tinggi etika bisa berubah sikap saat menunggangi motor tertentu.
“Motor bisa memberikan aura dan karakter yang bisa memengaruhi biker. Apalagi yang menggunakan atribut atau sesuatu maka bisa memunculkan eksklusivitas sampai arogansi,” ujar Jusri saat dihubungi Kompas.com.
Tidak hanya itu, menurut Jusri, ketika dua sampai tiga orang berkendara bersama, rasa kebersamaan muncul sampai bisa menimbulkan eksklusivitas.
Namun, Jusri menegaskan, bikers yang berperilaku tersebut hanya oknum dan tidak mewakili semua bikers atau kelompoknya.
“Ini hanya oknum dan tidak mewakili seluruh bikers. Yang perlu diimbau adalah kesadaran masing-masing melalui komunitas untuk menyadarkan dan mengingatkannya,” kata Jusri.
Baca juga: Dua Pekan Ganjil Genap di Jakarta, Polisi Tilang Ribuan Pelanggar
Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menambahkan, pengendara mobil atau motor hendaknya tidak melakukan pelanggaran sekecil apa pun serta saling menghormati dengan cara beretika saat berkendara.
“Contohnya, berkendara ngebut itu asyik, tapi di dalam kota itu sudah ditentukan kecepatan idealnya adalah maksimal 50 km per jam (kpj), lebih dari itu berbahaya,” ujar Sony.
Apalagi jika pengendara tersebut sampai melakukan atraksi wheelie atau memodifikasi knalpot yang dapat mengganggu kebisingan lingkungan.
Menurutnya, pengendara motor tersebut secara umur mungkin sudah dibilang dewasa, tetapi secara mental mungkin masih belum bisa berpikir matang.
“Mereka itu bukan musuh, tapi anak-anak bangsa Indonesia yang harus dibina dengan memberikan pengarahan, pengetahuan, dan tindakan dan hukuman yang tepat,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.