Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Sebut BMW dan Mercy Minat Investasi EV di Indonesia

Kompas.com - 01/11/2021, 08:22 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Duo pabrikan mobil asal Jerman, BMW dan Mercedes-Benz, dikabarkan bersedia mengambil peluang investasi ekosistem kendaraan listrik dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu hub produksi untuk ekspor.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam kunjungan kerja ke Jerman yang memaparkan peluang investasi dan potensi Indonesia sebagai basis pengembangan mobil berbasis fuel cell.

"BMW telah menyatakan minatnya untuk membangun ekosistem tersebut di Indonesia. Mercesdes-Benz juga bersedia bekerja sama dan sedang mengeksplorasi peluang ekspor kendaraan ke Australia dan ASEAN, rencananya mereka akan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi," kata Agus dalam keterangan resminya, Sabtu (30/10/2021).

Lebih lanjut Agus mengatakan, kesiapan Indonesia memasuki era kendaraan lisrik diwujudkan melalui penerbutan Peraturan Presiden Nomo 55. Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasi Baterai (Battery Electric Vehicle/BWV) untuk Transportasi Jalan.

Baca juga: 11 Kendaraan Tabrakan Beruntun di Tol Cikampek, Pahami Rumus 3 Detik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga sudah menetapkan peta jalan soal pengembangan kendaraan listrik di Indonesia melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.

Simulasi pengisian bahan bakar listrik mobil Hybrid BMW i8  saat acara penyerahan kunci di Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (20/4/2017). Penyerahan unit pertama kali dilakukan oleh BMW dengan penyerahan kunci secara resmi oleh President Director BMW Group Indonesia Karin Lim kepada pemilik pertamanya.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Simulasi pengisian bahan bakar listrik mobil Hybrid BMW i8 saat acara penyerahan kunci di Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (20/4/2017). Penyerahan unit pertama kali dilakukan oleh BMW dengan penyerahan kunci secara resmi oleh President Director BMW Group Indonesia Karin Lim kepada pemilik pertamanya.

"Sangat penting untuk inestor berinvestasi di Indonesia karena kami yakin di masa depan akan terjadi peningkatan demand EV di dunia. Indonesia punya target pengembangan komponen utama untuk EV seperti baterai, motor elektrik, dan inverter," kata Agus.

Menurut Agus, keuntungan Indonesia dalam mengekspor produk kendaraan bermotor ke Australia karena adanya Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang berlaku sejak 5 Juli 2020.

Salah satu keuntungan adanya IA-CEPA adalah penghapusan tarif perdagangan kendaraan Completely Built Up (CBU) menjadi 0 persen bagi tipe mobil penumpang yang diproduksi di Indonesia untuk dikirm ke Australia.

Lantaran itu, Agus menawarkan kepada produsen mobil dari Jerman tersebut agar dapat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan bermotor yang akan diekspor ke Australia.

"Selain itu, mobil asal Jerman seperti BMW dan Mercedes-Benz merupakan merek premium yang paling populer di Australia pada tahun 2020," ujar Agus.

Menurut Agus, terkait ketertarikan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi kendaraan yang diekspor ke Australia, Mercedes-Benz saat ini sedang mengkalkulasi value chain dalam rencana produksi. Selain itu, perusahaan tersebut juga sedang mempelajari terkait biaya manufaktur, biaya logistik, regulasi, persyaratan teknologi, tarif pajak, serta hal-hal terkait lainnya.

Baca juga: Taat Bayar Pajak, Kendaraan Akan Ditempel Stiker Hologram

Namun demikian, dipastikan bila Mercedes-Benz mendukung dan mulai menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno (kedua kiri) beserta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Republik Federal Jerman Acep Somantri (paling kiri) berfoto bersama Senior Vice President BMW Asia-Pacific, Eastern Europe, Middle East, Africa Hendrik von Kuenheim (paling kanan) saat melakukan kunjungan kerja ke Jerman, Sabtu (30/10/2021).Dokumentasi Humas Kementerian Perindustrian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno (kedua kiri) beserta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Republik Federal Jerman Acep Somantri (paling kiri) berfoto bersama Senior Vice President BMW Asia-Pacific, Eastern Europe, Middle East, Africa Hendrik von Kuenheim (paling kanan) saat melakukan kunjungan kerja ke Jerman, Sabtu (30/10/2021).

 

Tak hanya itu, Agus juga menjelaskan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia juga cukup pesat dan rasio kepemilikan kendaraan relatif rendah, yakni 99 mobil per 1.000 orang. Dengan demikian peluang menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar produk otomotif di ASEAN.

"Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pengembangan industrialisasi hemat energi dan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sesuai dengan tren global," kata Agus.

Menperin menyampaikan, dalam upaya terus mengembangkan industri otomotif di tanah air, Kemenperin telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2021 tentang Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih. Aturan ini semakin memberikan memberikan kepastian hukum dan menarik lebih banyak investasi, termasuk untuk produsen kendaraan Eropa.

"Pengujian emisi CO2 dan konsumsi bahan bakar di Indonesia juga sudah berdasarkan standar internasional," tambahnya.

Selain itu, terdapat utilisasi pelabuhan logistik berikat (PLB) sebagai tempat konsolidasi untuk kendaraan Completely Knock Down (CKD) dan Incompletely Knock Down (IKD) yang berasal dari multisumber atau multishipment. Pemerintah juga akan melakukan penyederhanaan persyaratan skema impor CKD dan IKD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau