Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Risiko Mobil Dibawa Menerjang Banjir

Kompas.com - 28/10/2021, 12:12 WIB
Arif Nugrahadi,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Tanah Air sudah mulai diguyur hujan baik dengan intensitas rendah maupun tinggi. Bahkan di beberpa daerah, derasnya guyuran hujan menyebabkan sejumlah ruas jalan tergenang air.

Kondisi ini tentu saja menjadi masalah bagi pengguna kendaraan bermotor. Tidak hanya pengendara roda dua, tapi juga roda empat.

Baca juga: Rossi Ungkap 3 Rival Terberatnya, Tak Ada Nama Marquez

Meski, mobil dianggap lebih aman dikendarai saat melintasi di bawah guyuran hujan atau pun menerjang genangan air, bukan berarti hal itu bisa dilakukan dengan sembarangan.

Pada ketinggian tertentu seperti pada sampai pada lubang saluran udara mobil sangat berbahaya jika tetap dilewati. Salah satu risiko yang bisa terjadi jika pengemudi nekat melewatinya adalah terjadinya water hammer.

kondisi blok mesin pecah karena water hammer dok carfixari purnomo kondisi blok mesin pecah karena water hammer dok carfix

Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, jika kondisi kerusakan yang terjadi karena water hammer maka harus turun mesin.

“Kalau sudah water hammer harus turun mesin, hampir rata-rata kasus water hammer ini blok mesin pecah karena stang piston yang patah dan menonjok ke dinding blok mesin,” kata Didi kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Antisipasi Libur Nataru, Pembatasan Mobilitas Bakal Berlaku Lagi?

Kondisi tersebut terjadi karena air tidak dapat terkompresi, menyebabkan setang piston menjadi bengkok dan lama-kelamaan bisa patah. Dengan kerusakan tersebut, Didi mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan pemilik mobil tentunya juga akan sangat besar.

Pasalnya, banyak part yang harus diganti, mulai setang piston, piston hingga blok mesin yang pecah.

blok mesin pecah karena water hammer dok Carfixari purnomo blok mesin pecah karena water hammer dok Carfix

“Biaya cukup mahal dan pengerjaannya lama, karena kalau blok mesin pecah harus dipesan dan diketok nomor mesin baru sesuai nomor yang lama, oleh karena itu butuh dokumen-dokumen termasuk dari kepolisian,” kata dia.

Didi mengatakan, jika kerusakan sampai penggantian blok mesin dan proses lainnya maka biayanya bisa sampai puluhan juta rupiah.

Baca juga: Sah, Tilang Uji Emisi Mobil dan Motor di DKI Berlaku 13 November 2021

Sedangkan, untuk perbaikan mobil yang sudah mengalami water hammer dengan kondisi yang parah tersebut bisa memakan waktu hingga tiga bulan.

“Untuk kisaran saya kurang paham, namun harus ganti blok mesin, setang piston, piston, dan lain lain bisa sampai puluhan juta rupiah. Prosesnya bisa sampai 2-3 bulan tergantung cepatnya pengurusan dokumen dan stok partnya,” ucap Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com