BOGOR, KOMPAS.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sejak tahun lalu mulai melakukan uji coba pengoperasian bus listrik di rutenya. Dua merek bus asal China sudah melakukan uji coba bersama Transjakarta.
Bus listrik merek BYD menjadi yang pertama mengikuti uji coba komersial dari Transjakarta. Sekitar tiga bulan di tahun 2020, dua unit bus BYD dioperasikan mengisi rute dan mengangkut penumpang. Hasilnya, BYD lolos dari segala uji coba yang dilakukan Transjakarta.
Belum lama ini ada bus listrik dari Higer yang juga sedang diuji coba Transjakarta. Mulai awal September, satu unit bus listrik merek Higer mengisi rute Blok M-Balaikota dengan mengangkut penumpang selama kurang lebih tiga bulan.
Baca juga: Belajar dari Kecelakaan Beruntun di Gatot Soebroto
Lalu bagaimana dengan bus listrik buatan lokal, yakni PT Mobil Anak Bangsa (MAB), apakah sudah siap mengikuti uji coba komersial bersama Transjakarta?
Direktur Teknik PT MAB Bambang Tri Soepandji mengatakan, untuk mengikuti uji coba bus Transjakarta, ada beberapa persyaratan yang harus diikuti. Transjakarta adalah operator yang besar, perlu pengujian yang disesuaikan dengan standar yang mereka tetapkan.
“Salah satunya perijinan dari pabrik bus harus lengkap, kualitas produknya harus mengikuti standar internasional,” ucap pria yang akrabdisapa Ongky di Sentul, Rabu (6/10/2021).
Baca juga: Cara Mengetahui Ciri Kampas Kopling Menipis
Selain itu, bus yang mau mengikuti uji coba juga harus lolos pengujian standar Transjakarta. Misalnya bus diisi dengan dummy (orang-orangan) dengan berat 60 kg sesuai jumlah bangkunya.
“Kemudian diuji coba untuk jarak tempuh setiap hari di atas 200 km. Kita harus punya performa bus di atas itu,” kata Ongky.
Ongky menjelaskan, rencana awal Oktober 2021 bus listrik MAB akan diuji coba Transjakarta mengangkut penumpang. Namun karena ada kabar duka dari pihak Transjakarta, terjadi penundaan pengujian bus MAB.
“Kita turut berduka atas wafatnya Direktur Utama Transjakarta, sehingga ada delay sedikit. Kita sudah masuk dalam daftar bus listrik yang mau diuji coba, harusnya setelah Higer itu kita (MAB),” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.