JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim hujan. Hal ini membuat sejumlah ruas jalan termasuk jalan tol digenangi oleh air akibat intensitas hujan tinggi.
Pengguna jalan tol harus lebih waspada, sebab kondisi jalan yang digenangi air berpotensi menyebabkan aquaplaning. Aquaplaning atau hidroplaning adalah kondisi saat ban kehilangan daya cengkeram saat melintasi air.
Baca juga: Bertemu Pelat Nomor Dewa yang Minta Jalan, Apa yang Harus Dilakukan?
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, gejala aquaplaning biasanya hanya terjadi sesaat, namun efeknya dapat membuat celaka.
Faktor pertama yang dapat menyebabkan terjadinya aquaplaning yakni berkendara dengan kecepatan tinggi. Oleh sebab itu, pengemudi dituntut lebih waspada dengan lingkungan di sekitar, kurangi kecepatan saat melewati genangan air.
“Pengemudi banyak yang tidak paham aquaplaning, hal ini terjadi saat melewati genangan air dengan kecepatan tinggi,” ujar Sony kepada Kompas.com belum lama ini.
Selain kecepatan tinggi, penyebab lain terjadinya aquaplaning yakni kondisi ban. Kondisi ban yang sudah gundul membuat daya cengkeram ban terhadap jalan menjadi sudah tidak otimal lagi.
Baca juga: Kalahkan Marquez, Bos Ducati Beberkan Keunggulan Desmosedici GP21
Maka dari itu, pengemudi juga harus memastikan tapak permukaan ban masih cukup tebal. Sebab aquaplaning biasanya terjadi pada mobil dengan kondisi ban yang sudah aus.
“Kondisi ban yang sudah aus membuat ban lebih mudah terangkat dari aspal. Apalagi dengan kecepatan yang cukup tinggi, sudah cukup untuk membuat ban mobil kehilangan traksi,” katanya.
Faktor penyebab aquaplaning yang ketiga yakni tekanan ban yang kurang. Kondisi tekanan udara ban ternyata juga berpengaruh terhadap daya cengkeram ban ke aspal, terlebih dalam kondisi jalan basah atau hujan.
Baca juga: Muluncur 17 September, Daihatsu Terios Punya Fitur Idling Stop
Maka dari itu, pemilik kendaraan wajib memastikan bahwa tekanan udara ban sudah sesuai sebelum digunakan.
“Selain itu, penting juga untuk memantau tekanan angin. Pengemudi harus menyesuaikan tekanan angin sesuai anjuran pabrikan yang biasanya tertera pada tire placard di pintu maupun pilar B kendaraan,” ucap Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.