Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 24/05/2021, 08:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI terus berupaya merealisasikan program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) nasional guna meningkatkan daya saing dan ketahanan energi nasional.

Berbagai regulasi dan target pun telah dirancang, bersama dengan penetapan peta jalan alias road map sebagai pemandunya. Namun, melihat kondisi terkini, Indonesia mutlak butuh masa transisi dari teknologi konvensional menuju kendaraan listrik berbasis baterai alias Battery Electric Vehicle (BEV).

Artinya, cukup sulit untuk langsung melakukan perpindahan dari mobil konvensional atau teknologi internal combustion engine jadi mobil listrik murni (electrified vehicle).

Baca juga: Kemenhub Targetkan Pemerintah Kota dan Daerah Pakai Mobil Listrik

Sasis, baterai, motor listrik pada mobil listrik murni (BEV) Toyota, Lexus UX 300e.Toyota Sasis, baterai, motor listrik pada mobil listrik murni (BEV) Toyota, Lexus UX 300e.

"Banyak hal yang harus disiapkan agar hasil dari program dimaksud bisa maksimal seperti kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemasaran di dalam dan luar negeri," kata Komisaris Utama Mind ID Agus Tjahajana dalam diskusi virtual, Sabtu (22/5/2021).

"Tidak lupa ekosistem dari hulu sampai hilir harus dibentuk, seperti prihal uji kelayakan, pembuatan baterai, penggunaan bahan baku, infrastruktur, recycle baterai, dan sebagainya," tambah dia.

Selain itu, perpindahan sepenuhnya dari mobil konvensional ke mobil listrik juga berpotensi memukul industri otomotif dalam negeri. Khususnya, bagi mereka yang sudah berinvestasi sangat besar hingga triliunan rupiah.

Sebab, para pelaku industri itu tidak hanya harus melakukan studi dan penyesuaian pabrik kembali, tetapi juga akan memutus sebagian banyak kerja sama terhadap pemasok lokal.

Baca juga: Uji Emisi Gratis di Tempat Ini Agar Terhindar Sanksi Parkir Progresif

Komponen penting yang hilang dan baru pada kendaraan listrikKOMPAS.com/Ruly Komponen penting yang hilang dan baru pada kendaraan listrik
 

"Komponen yang diperlukan EV itu lebih sedikit. Sehingga, akan ada banyak komponen yang tidak diperlukan lagi atau hilang seperti oli, aki, crankshaft, dan lain-lain," kata Agus.

Sementara baterai akan menjadi komponen paling penting dalam EV yang mewakili 30-35 persen dari biaya produksi. Otomatis, sebelum memopulerkan mobil listrik murni baiknya Indonesia harus memiliki pabrik baterai lebih dahulu.

"Lalu dari segi harga, saat ini EV masih sangat mahal. Berdasarkan data Gaikindo, kendaraan yang masih affordable untuk pasar dalam negeri ialah Rp 300 jutaan. Sedangkan harga EV kini masih di atas Rp 600 juta," ucap Agus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke