JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini sistem autopilot pada suatu kendaraan bermotor merupakan salah satu aspek yang menarik bagi calon pembeli karena memudahkan penggunaan serta ada klaim menambah keamanan berkendara.
Alasannya, melalui fitur tersebut mobil menjadi lebih cerdas untuk meredam potensi kecelakaan dan bahaya teknis lainnya seperti kebakaran atau menabrak objek tertentu.
Tetapi dalam praktiknya, fitur ini tidak selalu berjalan mulus seperti video yang tengah viral di media sosial, Senin (19/4/2021), pada pameran otomotif internasional Shanghai, China.
Baca juga: Daftar Mobil yang Bisa Dijajal Selama IIMS Hybrid 2021, Ada Tesla Juga
#AutoShanghai2021 Woman shouts “Tesla Brakes Fail” (????????from the company’s booth @teslacn pic.twitter.com/iSdCqbOms6
— RADII (@RadiiChina) April 19, 2021
Pada video itu, terlihat seorang wanita pengemudi Tesla marah-marah di lantai booth pameran merek mobil listrik asal Amerika Serikat itu, karena mengaku mobilnya pernah blong sampai mengancam nyawa.
Ia lantas naik ke atas mobil dan berteriak agar mendapat atensi dari pihak produsen.
Hal serupa juga pernah terjadi di mana terdapat pengemudi Tesla yang hampir kehilangan nyawa karena mobilnya terbakar usai menabrak pohon karena diduga akibat sistem Autopilot.
AFP mewartakan, Badan Pengawas Pasar China, Rabu (21/4/2021) malam, mengeluarkan pemberitahuan singkat yang menyerukan penyelidikan atas keluhan wanita tersebut.
Pihak otoritas China menyatakan, akan menaruh perhatian besar pada kasus ini dan mengkomunikasikannya ke pihak Tesla.
Baca juga: Mini Edisi Terbatas Langsung Ludes di IIMS Hybrid 2021
Sebelumnya, dua pria tewas setelah Tesla dengan autopilot, menabrak pohon dan terbakar dengan kondisi dua penumpang masih di dalam. Adalah Tesla Model S 2019 yang berstatus mobil listrik, menabrak pohon di Carlton Woods, Sabtu (17/4/2021) pukul 23:25.
Petugas memerlukan 32.000 galon air untuk memadamkan api tanpa berhasil menyelamatkan penumpangnya. Petugas kesulitan memadamkan api hingga empat jam, karena api terus berkobar pada baterai mobil. Sampai akhirnya, petugas harus harus menelepon Tesla untuk menanyakan cara memadamkan api di baterai.
Menurut Polisi Harris County Precinct 4 Mark Herman penyelidikan menemukan “tidak ada yang mengemudi” ketika kecelakaan itu terjadi. Satu orang duduk di kursi penumpang depan dan yang kedua duduk di belakang.
Dijelaskan, kecelakaan terjadi karena mobil seharga 80.000 dollar AS (Rp 1,1 miliar) itu bergerak dengan kecepatan tinggi dan gagal melewati belokan. Akibatnya, mobil keluar jalur, kemudian menabrak pohon.
Baca juga: Mobil Listrik DFSK Gelora E, dengan Rp 42.000 Bisa Tempuh Jarak 300 Km
Tesla with Autopilot engaged now approaching 10 times lower chance of accident than average vehicle https://t.co/6lGy52wVhC
— Elon Musk (@elonmusk) April 17, 2021
Namun, tanggapan santuy seolah datang dari bos Tesla Elon Musk melalui cuitan di Twitter pribadinya.
Musk menegaskan, saat ini fitur autopilot pada Tesla sudah sangat canggih dengan mendekati 10 kali lebih rendah kemungkinan kecelakaan dari kendaraan biasa. Musk juga menyebut fitur Autopilot maupun FSD tidak membuat mobil jadi bergerak semaunya sendiri dan pengawasan pengemudi tetap diperlukan.
Tesla pertama kali meluncurkan program beta Full Self-Driving (FSD) pada Oktober, untuk sejumlah pelanggan terbatas yang dianggap “pengemudi ahli dan berhati-hati.”
Perusahaan ini sekarang memiliki lebih dari 1.000 pelanggan berbayar yang menguji versi beta yang saat ini dalam tahap otonom Level 2, di mana masih butuh pengemudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.