Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terlalu Sering, Pahami Dampak Isi Radiator Pakai Air Biasa

Kompas.com - 11/04/2021, 18:26 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini masih banyak pemilik kendaraan bermotor yang melakukan pengisian radiator menggunakan air keran, khususnya pada mobil. Hal tersebut dikarenakan lebih praktis dan hemat biaya.

Padahal pabrikan sudah menganjurkan untuk mengisi radiator dengan menggunakan cairan khusus atau coolant. Sehingga, proses pendinginan suhu di dalam mesin optimal.

Lantas, bagaimana dampaknya jika mobil terlalu sering mengisi radiator dengan air keran?

Baca juga: Larangan Mudik Tidak Berpengaruh pada Penjualan Mobil Bekas

Ilustrasi reservoir air radiatorautoguru.com.au Ilustrasi reservoir air radiator

Dijelaskan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Barat, Sapta Agung Nugraha, efek buruk prilaku ini sebenarnya tidak langsung bisa dilihat karena bersifat jangka panjang.

Tetapi, bila melihat fungsinya, radiator itu berkerja menyalurkan cairan lewat sirkulasi ke dalam sistem dengan menggunakan pompa. Cairan tersebut akan mengalir ke dalam jalur di sekitar silinder blok mesin dan kembali lagi ke thermostat.

"Air biasa tidak bisa semaksimal coolant untuk mendinginkan suhu mesin, karena cairan khusus itu dirancang dengan berbagai bahan tambahan, sehingga sanggup menjaga suhu ruang bakar," ujar Sapta, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Marak Aksi Kebut-kebutan di Jalan Raya, Ingat Aturan Hukumnya

Kondisi radiator yang mengalami kerusakan pada bagian pipa kapilernyaAri Purnomo Kondisi radiator yang mengalami kerusakan pada bagian pipa kapilernya

Selain itu, coolant juga mampu untuk menahan korosi di dalam saluran radiator hingga water jacket di dalam mesin.

Dengan menggunakan coolant juga bisa meminimalisasi terjadinya endapan yang bisa berpotensi buntu dibandingkan dengan air biasa.

"Sehingga, jangan terlalu sering menggunakan air biasa pada radiator. Cukup jadi pilihan bila terdesak saja, bukan yang utama," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau