JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) merupakan angin segar bagi perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Pendirian IBC diharapkan dapat memangkas harga baterai kendaraan listrik. Sebab, baterai merupakan salah satu komponen inti yang membuat harganya jadi mahal.
Baca juga: Indonesia Dirikan Perusahaan Pengembang Baterai Kendaraan Listrik
Saat ini harga baterai bisa mencapai sepertiga dari harga jual kendaraan listrik. Oleh sebab itu, jika harganya bisa ditekan maka harga mobil atau motor listrik bisa lebih terjangkau.
"Masyarakat saat ini masih enggan beralih ke kendaraan listrik, salah satunya karena harga kendaraan listrik yang terhitung mahal. Nah, salah satu komponen inti yang membuat kendaraan listrik mahal adalah baterai. Jika harga baterai bisa ditekan, maka harga kendaraan listrik bisa berkurang jauh lebih murah," ujar Bamsoet dalam Talkshow "RI Resmi Punya Perusahaan Baterai Kendaraan Listrik" secara virtual, di Jakarta, Senin (29/3/2021), dikutip dari akun Instagram IMI.
Bamsoet juga mengapresiasi pendirian IBC yang dibentuk oleh empat BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Pertamina, dan PT PLN.
Sebab, ke depan IBC akan mengelola industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi mulai dari hulu sampai ke hilir.
Baca juga: Benarkah Servis Mobil Listrik Murni Bisa Lebih Murah dari Mesin Bensin?
Bamsoet yang juga merupakan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengatakan, pendirian IBC ikut membuka peluang investasi dan tenaga kerja.
"Adanya pabrik baterai di Indonesia merupakan angin segar bagi iklim investasi serta pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Ini juga akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Selain mempunyai peran penting dalam menyerap pasar tenaga kerja, khususnya generasi muda," katanya.
Terlebih lagi, katanya, Indonesia mempunyai sumber daya besar di nikel dan kobalt untuk membangun industri baterai. Bahkan, sejak 2018 Indonesia telah diakui sebagai "raja nikel dunia".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.