Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Wiper dan Cara Menjaga Kondisinya Tetap Optimal

Kompas.com - 21/03/2021, 09:42 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comWiper atau alat penyeka kaca pada mobil telah menjadi komponen penting yang menunjang keselataman berkendara. Pandangan pengemudi bisa hilang seketika saat hujan deras mengguyur mobil.

Apalagi ketika hujan yang menghalangi pandangan selama beberapa saat. Dalam kondisi kecepatan tinggi, hal ini sudah bisa memicu kecelakaan fatal. Tak heran wiper sudah menjadi piranti standar pada tiap mobil.

Dilansir dari The News Wheel, sejarah wiper dimulai saat Mary Anderson, seorang pengusaha real estate, sekaligus peternak sapi dan pembuat anggur, sedang menaiki trem di kota New York ketika hujan badai tahun 1903.

Baca juga: Tiga Jenis ETLE Mobile yang Siap Buru Pelanggar Lalu Lintas

Salah satu mobil yang sudah dilengkapi defogger namun masih memiliki wiper di kaca belakang.Kompas.com/Alsadad Rudi Salah satu mobil yang sudah dilengkapi defogger namun masih memiliki wiper di kaca belakang.

Anderson memperhatikan operator trem sangat berjuang keras mengatasi visiblitas dengan jarak pandang yang buruk. Agar mendapatkan penglihatan lebih baik, operator sampai harus membuka jendela dan menjulurkan kepalanya.

Setelah itu, Anderson mulai berangsur menyusun desain wiper kaca depan yang bisa dioperasikan pengemudi.

Mekanisme manual ini mengoperasikan satu set lengan kayu dan karet dengan tuas, membantu membersihkan salju, hujan, dan kotoran.

Baca juga: Catat Tarif dan Cara Mendapatkan Layanan Derek di Jalan Tol

Ilustrasi berkendaraa saat hujan.CarGuide.PH Ilustrasi berkendaraa saat hujan.

Saat itu, penemuan Anderson masih direspon biasa saja oleh para investor. Baru pada 1916, wiper kaca depan menjadi perlengkapan standar pada sebagian besar kendaraan, memungkinkan kemajuan lebih lanjut dalam teknologi.

William M. Folberth, seorang penemu, mematenkan wiper kaca depan otomatis non-hand-driven pertama pada tahun 1919.

Wiper kaca depan otomatis ini menggunakan sistem bertenaga vakum untuk membersihkan kaca depan, yang menjadi perlengkapan standar pada mobil.

Baca juga: Pilihan Sedan Bekas di Bawah Rp 100 Juta, ini Pilihannya

Ilustrasi berkendara saat musim hujancdn5.bmag.co.au Ilustrasi berkendara saat musim hujan

Sistem bertenaga vakum ini digunakan secara luas hingga tahun 1960-an, ketika penggunaan wiper berselang menjadi lebih umum.

Saat ini wiper sudah digunakan di berbagai jenis kendaraan. Industri otomotif bahkan sudah mengenalkan auto wiper, sebuah fitur yang memastikan kaca selalu bersih dari air.

Anjar Rosjadi, Technical Service Parts Division Head PT Astra Daihatsu Motor, mengatakan, pengemudi wajib memastikan wiper berfungsi optimal sebelum digunakan.

Baca juga: Hyundai Klaim Sudah Menguasai Pasar Mobil Listrik di Indonesia

Tabung reservoir air wiper Foto: Peugeot Tabung reservoir air wiper

"Cara memastikannya sangat mudah. Paling utama adalah pastikan air wiper masih tersedia, lalu lihat apakah karet wiper sudah getas atau belum," ujar Anjar, kepada Kompas.com belum lama ini.

Kemudian saat ingin menggunakan wiper, pastikan kaca dalam kondisi basah. Hal ini dilakukan supaya kaca tidak kesat saat wiper menyapu bagian permukaan dan tidak mengakibatkan timbulnya baret halus pada kaca.

Salah satu keunggulan wiper adalah kemampuannya dalam menyeka air dengan cepat. Jika wiper bergetar saat membersihkan air dari kaca, bisa saja karet wiper sudah keras atau tidak bagus lagi.

“Jadi kalau wiper bergetar, bukan berarti motor wipernya rusak. Itu lebih kepada karetnya yang sudah rusak atau kaca mobil kotor. Pasalnya jika motor wiper rusak, wiper tidak akan berfungsi sama sekali,” kata Anjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com