Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Royal Enfield Pandang Positif Tren Motor Custom di Indonesia

Kompas.com - 27/02/2021, 16:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Royal Enfield dengan gaya motornya yang klasik membuat para pencinta motor custom gembira. Sebab, motor ini dinilai mudah untuk dikustomisasi.

Vimal Sumbly, Head Business Markets - APAC Region, Royal Enfield, mengatakan, pihaknya sangat senang melihat banyaknya pengendara yang menyukai kustomisasi motor.

Baca juga: Royal Enfield Himalayan Scrambler Modern, Andal Diajak Bertualang

"Filosofi kami sendiri adalah pure motorcycling atau pengalaman berkendara yang sesungguhnya. Pure motorcycling ini tidak hanya menyangkut spesifikasi sepeda motor saja. Setiap orang punya gaya yang berbeda dan ingin memiliki motor yang unik pula," ujar Vimal, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Royal Enfield Continental GT 650 bergaya cafe racer garapan Crazy GarageReturnofthecaferacers.com Royal Enfield Continental GT 650 bergaya cafe racer garapan Crazy Garage

Menurut Vimal, ada dua skenario dalam hal ini. Pertama, Royal Enfield akan membuat custom kit tersendiri. Kedua, para pengendara ada juga yang berkolaborasi dengan pelanggan lain untuk membuat custom kita mereka sendiri.

Vimal mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara dengan banyak anak muda yang punya budaya kustomisasi yang kuat dan dirinya melihat banyak sepeda motor Royal Enfield dikustomisasi.

Baca juga: Royal Enfield Interceptor 650 Scrambler, Aspal atau Tanah Tak Masalah

"Saya pernah riding dengan komunitas di Bogor tahun lalu dan dari dua puluh atau tiga puluh sepeda motor yang hadir, sepertiganya adalah motor custom. Itu adalah sesuatu yang sangat positif bagi kami di Indonesia," kata Vimal.

Motor custom Royal Enfield Interceptor 650 bergaya scrambler garapan Smoked GarageDok. Smoked Garage Motor custom Royal Enfield Interceptor 650 bergaya scrambler garapan Smoked Garage

Vimal menambahkan, tren motor custom dengan basis Royal Enfield ini terjadi tidak hanya di Indonesia. Dia melihat tren ini terjadi juga di Australia, Korea, Jepang dan juga di Thailand.

"Personalisasi adalah bentuk kemewahan baru," ujar Vimal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke