JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi kebut-kebutan pengendara motor di sekitar Istana Negara Jakarta terus terjadi. Berisiknya suara dari knalpot racing motor sangat mengganggu.
Salah satunya seperti video sekelompok pengendara motor yang sedang ramai dibicarakan di media sosial.
Dalam rekaman yang diunggah oleh akun @bodatnation terlihat beberapa pengendara sepeda motor yang sedang melakukan sunmori memacu kendaraannya melewati Jl Veteran III, Gambir, Jakarta Pusat.
Baca juga: Kenali Ciri Fan Belt Mobil Aus, Salah Satunya Suara Berdecit
Petugas yang melihat kejadian itu langsung mengejar dan meminta pemotor berhenti, hingga berujung aksi kekerasan yang dilakukan oleh petugas kepada pengemudi motor tersebut.
Untuk diketahui, lokasi tersebut masuk dalam area Ring 1, di mana area tersebut mendapat pengamanan yang sangat ketat karena terdapat gedung-gedung penting, seperti Istana Negara, Sekretariat Negara, dan Kantor Wakil Presiden RI.
Mereka yang berkendara di kawasan tersebut diharapkan melaju dengan tertib dan mematuhi etika berkendara yang baik.
View this post on Instagram
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, pengendara mobil atau motor hendaknya tidak melakukan pelanggaran sekecil apa pun serta saling menghormati dengan cara beretika saat berkendara.
“Contohnya, berkendara ngebut itu asyik, tapi di dalam kota itu sudah ditentukan kecepatan idealnya adalah maksimal 50 km per jam (kpj), lebih dari itu berbahaya,” ujar Sony saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/2/2021).
Apalagi jika pengendara tersebut sampai melakukan atraksi wheelie atau memodifikasi knalpot yang dapat mengganggu kebisingan lingkungan.
“Belum lagi kalau di sekitarnya adalah bangunan masif, suaranya akan semakin menggelegar. Sekalipun tidak digas, suaranya akan tetap nyaring, apalagi di rpm 2000 ke atas,” kata Sony.
Sony melanjutkan, baik pengendara motor maupun mobil juga harus bedakan daerah-daerah mana saja yang tidak boleh mengganggu sama sekali. Misalnya rumah sakit, tempat ibadah, sekolahan, perumahan, dan area Ring 1.
Menurutnya, para petugas adalah orang-orang pilihan yang secara mental sudah terlatih jauh lebih baik dari masyarakat pada umumnya. Sehingga, keputusan dan tindakannya terukur (tidak emosional) dan mampu menimbulkan simpatik.
“Berbeda dengan anak-anak muda (pengendara motor tersebut) yang secara umur mungkin sudah dibilang dewasa, tetapi secara mental mungkin masih belum bisa berpikir matang,” katanya.
Baca juga: Masih Banyak yang Salah Kaprah Fungsi Hand Grip pada Interior Mobil
“Perlu digarisbawahi, mereka itu bukan musuh, tapi anak-anak bangsa Indonesia yang harus dibina dengan tindakan dan hukuman yang tepat,” lanjutnya.
Sony menyarankan, sebaiknya petugas memberi pengarahan, pengetahuan, dan pemahaman untuk disalurkan.
“(Oknum petugas) Jangan malah memanfaatkan situasi yang bisa dikontrol dengan melakukan tindakan berlebihan (kekerasan),” tutup Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.