Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah ODOL, Truk yang Sama Bisa Punya Bobot yang Beda

Kompas.com - 10/11/2020, 17:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKendaraan niaga seperti truk dibuat untuk mengangkut barang yang ada di bak belakangnya. Selain itu, sudah ditimbang juga berapa berat beban yang bisa diangkut dari truk tersebut.

Jumlah Berat yang Diizinkan (JBI) adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui. Jika truk ditimbang dan melebihi JBI, maka termasuk kategori over loading atau kelebihan muatan.

Namun kadang terjadi pada dua kendaraan yang sama, JBI nya berbeda. Padahal secara teknis seharusnya sasis truk pada awalnya memiliki berat kendaraan yang sama. Lalu mengapa bisa ada perbedaan ini?

Baca juga: Deretan MPV Bekas Rp 50 Jutaan, Bisa Dapat Odyssey dan Avanza

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Gemilang Tarigan mengatakan, jika JBI 10 ton, berat kendaraan 5 ton dan daya angkutnya 5 ton. Namun ada kejadian berat kendaraannya malah 6 ton, jadi daya angkutnya dikurangi, menyesuaikan JBI.

“Jadi standar daripada karoseri ini enggak sama. Jadi hal-hal begini bikin pusing, kita kan enggak pernah timbang sebelum membeli kendaraannya,” ucap Gemilang kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Gemilang mengungkapkan ada juga kesalahan dari sistem yang membuat hasil timbangannya yang berbeda. Salah satunya disebabkan dari tukang timbangnya yang sebagian kurang kompeten.

Baca juga: Tol Cimanggis-Cibitung Siap Beroperasi Besok, Tarif Masih Gratis

“Keahlian tukang timbangnya juga tidak merata. Bahkan di daerah-daerah tertentu ada yang tukang timbangnya berasal dari dinas pemakaman, kan enggak nyambung,” kata Gemilang.

Ketiga, ada juga masalah mental orang Indonesia yang sebagian masih bisa menerima suap. Gemilang menyarankan untuk membuat sistem yang digital, agar tidak ada tawar menawar antara pemilik truk dengan orang yang bekerja di timbangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
“Peringatan Terakhir” Trump ke Hamas: Bebaskan Sandera atau Semua Berakhir
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau