JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimis bila industri otomotif di Tanah Air akan berkembang pada sesmeter II 2020, setelah mengalami keterpurukan pada semester awal imbas pandemi Covid-19.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya akan memacu kinerja industri otomotif karena merupakan sektor strategis untuk memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
"Kami optimistis bahwa kinerja industri otomotif berkembang positif pada semester II tahun ini. Kalau periode sebelumnya terjadi perlambatan karena dampak dari pandemi Covid-19," kata Agus dalam keterangan resminya, Kamis (17/9/2020).
Menurut Agus, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil dalam tiga bulan terakhir menunjukkan tren meningkat, baik dari retail maupun wholesales atau yang disitribusikan agen pemegang mereak (APM) ke diler.
Baca juga: Gaikindo Usul BBN dan Pajak Progresif Mobil Baru Dipangkas
Untuk penjualan mobil secara ritel pada Agustus sebanyak 37 ribuan unit, jumlah tersebut naik dibandingkan Juli sebesar 35.799 unit. Sementara wholesales tercatat 37.277 unit, naik 47 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 25.283 unit.
"Artinya, sudah ada rebound pemulihan, pasar kembali spending uangnya untuk beli mobil dan motor," ucap Agus.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan Covid-19 telah menyebabkan ketidakstabilan pada ekonomi Indonesia baik dari sisi permintaan maupun penjualan, yang juga berdampak pada beberapa sektor manufaktur, termasuk industri otomotif.
Padahal dari segi industri, otomotif merupakan salah satu sektor terpenting untuk menggerakan perekonomian nasional
Selama ini, industri otomotif telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, baik itu dari capaian nilai investasi maupun ekspor.
Agus juga menjelaskan bila industri otomotif telah menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar dengan lebih dari 1 juta orang, dan merupakan salah satu sektor prioritas dalam agenda nasional pada peta jalan "Making Indonesia 4.0".
Peluang pengembangan industri otomotif di Indoneisa juga besar, karena rasio kepemilikan kendaraan bermotor, Indonesia masih lebih rendah, yakni sekitar 87 unit per 1.000 orang, dibandingkan Malaysia yang telah mencapai 450 unit per 1.000 orang, dan di Thailand sudah mencapai 220 unit per 1.000 orang.
Meski begitu, dalam konteks pasar otomotif, menurut Agus, Indonesia adalah pasar terbesar di Asia. Pada 2019, lebih dari 1 juta kendaraan dijual di dalam negeri, dan 300.000 telah diekspor ke seluruh dunia.
"Tentu ini merupakan peluang yang harus kita kejar dan harus kita tangkap, agar kita bisa menumbuhkembangkan industri otomotif yang ada di Indonesia. Untuk itu pemerintah mendorong agar pabrikan otomotif memanfaatkan hubungan antara Indonesia dengan negara lain, seperti negara di Afrika dan Australia dalam mengembangkan pasar," kata Agus.
Baca juga: Pandemi Tak Kunjung Usai, Gaikindo Revisi Target Penjualan Lagi
Guna terus mendukung pertumbuhan industri otomotif, Agung mengatakan pihaknya bertekad untuk terus mengambil kebijakan strategis dalam upaya meminimalkan dampak pandemi Covid-19. Namun, hal ini perlu dilakukan melalui koordinasi bersama dengan para pemangku kepentingan terkait.
"Kami telah mengusulkan pemberian stimulus fiskal, nonfiskal, dan moneter untuk pelaku industri otomotif di dalam negeri supaya lebih bergairah menjalankan usahanya. Namun demikian, kami aktif mengingatkan kepada pelaku industri dalam menjalankan aktivitas produksinya tetap harus mematuhi aturan protokol kesehatan," ucap Agus.
Revisi
Sebelumnya, Staf Ahli Gaikindo Stefanus Soetromo, menjelaskan meski dalam beberapa bulan terakhir nampak ada pertumbuhan penjualan, tapi secara pencapaiannya, masih jauh dari target yang telah diprediksi sebelumnya.
Apalagi dari kondisi, pandemi Covid-19 sampai saat ini juga belum menemukan titik reda dengan jumlah kasus yang terus bertambah setiap harinya. Karena itu, Gakindo pun berencana untuk kembali merevisi target 600.000 unit penjualan pasar mobil di Indonesia hingga akhir tahun.
"Ketika itu keluar angka 600.000 unit dengan asumsi bila Juni-Juli pandemi ini sudah reda, sehingga Agustus-Oktober penjualan mulai naik lagi. Tapi melihat kondisi hari ini, dengan jumlah yang terpapar Covid mencapai rekor lagi, maka kita juga perlu mengantisipasi mengenai pencapai 600.000 itu," kata dia.
Stefanus menjelaskan untuk kondisi pada penjualan di Agustus kemarin pun belum mengalami peningkatan signifikan. Padahal proyeksi awalnya ditargetkan bisa terkerek hingga kurang lebih 75 hingga 80 persen sampai Desember nanti.
Baca juga: Mobil Terlaris Agustus 2020, Nissan Geser Daihatsu dan Mitsubishi
"Untuk wholesales itu cukup besar, dari Juli 25.000 menjadi 37.000 di Agustus, tapi retailnya tidak begitu meningkat besar, sehingga angka retail dan wholesales pada Agustus itu kurang lebih sama," ujar Stefanus.
"Dengan Agustus penjualan yang masih jauh, kemungkinan besar akan ada revisi. Hanya kapannya itu, kita harus bekerja dengan asumsi-asumsi yang ada dulu, mana asumsi yang mau dipakai, itu yang belum kita tentukan tepatnya kapan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.