JAKARTA, KOMPAS.com - Honda CG110 memang tidak sepopuler saudaranya CB100. Meski demikian motor jadul CG110 ini punya kelemahan dan keunggulan yang membuatnya memiliki ciri khas sendiri.
Tigor Qristovani, pemilik CG110 mengatakan, kelemahan pertama CG110 yaitu soal citra. Ketimbang CB100 motor ini dianggap sulit suku cadang karena mengusung mesin Over Head Valve (OHV).
Seperti diketahui saat motor ini masih eksis era 70-80'an penjualannya tidak selaris CB100. Karena itu stok suku cadang yang ada di pasar pastinya tidak sebanyak CB100 dan hal itu berimbas sampai sekarang.
Baca juga: Honda Monkey 125, Cafe Racer untuk Pajangan Toko
"Aslinya menurut saya tidak gitu. Sama saja seperti motor Jepang pada umumnya, mesinnya bandel. Sejauh ini buat mesin tua suku cadangnya masih banyak, mau dicari pasti ada di online, tidak langka sampai kaya motor Inggrisan," katanya kepada Kompas.com, Rabu (16/9/2020).
Selain suku cadang, keunggulan CB100 ketimbang CG110 kata Tigor soal subtitusi. Karena setelah CB-Series ada GL-Series, maka komponennya bisa tukar pakai dan di-upgrade antara satu sama yang lain.
"Citranya CB gampang dibuat kencang karena generasinya kan boleh dibilang lanjut sampai Tiger. Misalnya head atau jeroannya kan bisa dipake dari GL sampai Tiger," katanya.
"Kalau CG mentok di situ doang, paling nantinya main bore up. Buat bore up pun sebetulnya juga sudah ada yang jual paketannya orang Bandung atau Surabaya, yang jual head bore up," kata Tigor.
Selain itu subtitusi juga soal akselerasi. Tigor mengakui CG110 memang tidak seresponsif CB100. Karena itu motor ini kurang cocok buat mereka yang mencari motor kencang.
"Kalau sama-sama kosongan (benar-benar standar) CB100 saya memang belom pernah cobain. Tapi kalau mau main CG110 mendingan main orian saja. Kalau mau main kencang tidak ngejar," katanya.
"Kalau main CG110 mending main standaran atau main cantik. Kalau mau main performa bukan CG soalnya teknologinya ketinggalan, subtitusinya susah. Kecuali kita tinggal di India dan atau Eropa sih masih enak," katanya.
Selain soal suku cadang, subtitusi dengan model lain dan akselerasi, ciri khas mesin OHV ialah lebih berisik, karena push rod sebagai batang penghubung ke camshaft terus bergerak.
"Mesinnya itu gelitik karena dia pakai push rod, ada bunyi teketek-ketek-ketek. Kalau hilang itu pasti diakal-akalin tapi lama-lama gitu lagi. Kaya motor Inggris kan suka bunyi kaya suara ngelitik tapi bukan rusak atau pincang emang suara mesinnya begitu," katanya.
Sasis
Adapun keunggulan CG110 Tigor menyebut di bagian sasis. Rangkanya lebih rigid dan enak. Terbukti katanya, tak sedikit pemilik CB100 yang sudah dimodifikasi memakai rangka CG110 karena lebih kuat.
"Kalau anteng sasis enakan CG110. Sasis enak dia dan banyak dipakai sama anak CB100. Apalagi kalau CB100 sudah kencang sasisnya kurang menunjang. Soalnya memang waktu dibuat kan tidak tenaganya tidak sebesar itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.