Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor yang Memengaruhi Ban Kendaraan Niaga Bisa Lebih Awet

Kompas.com - 08/09/2020, 10:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ban pada kendaraan niaga sangat diperhitungkan biaya pemakaiannya. Pasalnya, ban bisa menjadi pengeluaran terbesar kedua pada biaya operasional setelah bahan bakar.

Namun, sering terjadi dua perusahaan angkutan yang menggunakan merek, ukuran dan tipe ban yang sama, tetapi hasil pemakaiannya berbeda. Perusahaan pertama usia bannya bisa puluhan ribu kilometer, sedangkan yang satu lagi tidak bisa menyamai hasilnya.

Independent Tire Analyst dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, ada faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keawetan pemakaian ban.

Baca juga: Motor Bebek Bekas di Bawah Rp 3 Jutaan, Suzuki Smash Cuma Rp 1 Jutaan

Ban trukmarissban.com Ban truk

“Faktor internal adalah kondisi yang secara langsung berkaitan dengan ban itu sendiri. Faktor internal meliputi pressure, alignment, rotation, dan tread pattern,” kata Bambang kepada Kompas.com, belum lama ini.

Pressure atau tekanan udara merupakan hal yang paling vital dalam keberhasilan penggunaan ban. Tekanan udara di ban jangan sampai kekurangan maupun kelebihan, harus pas, sesuai dengan muatannya.

“Pada tekanan udara yang benar, akan membuat ban lebih aman dalam berkendaraan, lebih dingin, dan secara otomatis jarak tempuh ban menjadi lebih panjang,” ucap Bambang.

Baca juga: Cek Harga Mobil Murah Medio September 2020

Tekanan udara ban harus selalu dikontrol dan disesuaikan dengan muatan. Jika muatan kosong, tekanan udara harus dikurangi, kalau membawa beban berat, tekanan udara harus ditambah.

Kedua yaitu alignment dan spooring, kendaraan besar seperti truk juga perlu untuk melakukan alignment. Alignment pada truk hanya perlu penyetelan toe-in dan toe-out saja, karena as bulk yang ada di belakang tidak bisa disetel, tapi harus diganti jika kondisinya sudah bengkok atau aus.

“Faktor suspensi juga berpengaruh pada pemakaian ban. Jika pegas sudah tidak maksimal kerjanya, akan semakin memperberat kinerja ban, sehingga lebih cepat aus,” kata dia.

Pola merotasi banyoutube.com Pola merotasi ban

Ketiga yaitu melakukan rotasi ban untuk pemerataan keausan pada ban. Pola rotasi bisa dilakukan sejajar, artinya dari posisi depan ke belakang. Bisa juga dengan pola diagonal atau kanan-kiri.

Keempat yaitu pemilihan tapak ban atau tread pattern. Perlu diperhatikan, pemilihan tapak ban sangat berkaitan erat dengan daerah operasional kendaraan. Masing-masing jenis pola tapak memiliki peruntukan dan kelebihan yang disesuaikan dengan kondisi jalan.

“Secara garis besar, pola tapak ban terbagi menjadi empat yaitu rib, lug, rib lug, dan block. Untuk yang paling cocok dengan segala jenis medan jalan di Indonesia, bisa memakai pola tapak rib lug,” ucapnya.

Baca juga: Mobil Bekas Rp 100 Jutaan di Balai Lelang, Bisa Dapat Toyota Harrier

Deretan kendaraan niaga Mitsubishi, menjadi penguasa di Indonesia selama 44 tahun.KTB Deretan kendaraan niaga Mitsubishi, menjadi penguasa di Indonesia selama 44 tahun.

Faktor selanjutnya yaitu faktor eksternal atau yang tidak berkaitan dengan ban, tapi berpengaruh terhadap performanya. Faktor eksternal meliputi jenis dan usia kendaraan, jenis dan beban muatan, segmen jalan, jarak tempuh, iklim atau cuaca, dan karakter pengemudi.

“Truk itu ada banyak macamnya, ban yang dipakai pada jenis-jenis kendaraan tersebut dan pada posisi yang berbeda, tingkat keausannya juga berbeda,” ujar Bambang.

Usia kendaraan juga memengaruhi tingkat keausan ban. Performa ban yang dipakai oleh kendaraan yang usianya di bawah tiga tahun akan lebih awet dibanding dipasang pada truk yang usianya di atas tiga tahun.

Baca juga: Harga MPV Murah Stabil di September, Ini Daftarnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com