JAKARTA, KOMPAS.com - Belakang ini kembali marak kasus pelemparan batu dari jembatan penyeberangan orang (JPO) yang ada di ruas jalan tol. Kejadian tersebut sempat merusak setidaknya tujuh mobil di Tol Tangerang-Merak serta satu mobil di ruas Cipularang.
Sontak hal ini menjadi perhatian masyarakat, terutama para pengguna jalan tol yang cemas dengan insiden tersebut lantaran sangat berisiko terhadap keselamatan saat berkendara.
Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan selain wajib memiliki tingkat waspada saat berkendara, ada teknik lain untuk menghindari terkena lemparan batu yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Salah satunya adalah dengan mengasah panca indra penglihatan.
Baca juga: Begini Cara Aman bagi Pemula Berkendara di Jalan Tol
Tak hanya memastikan visibilitas yang mempuni, namun juga diharapakan dengan kamampuan mata memandang bisa menganalisa adanya risiko-risiko yang mungkin terjadi sebagai langkah antisipasi, terutama saat berkendara dalam kondisi yang masih terang, seperti pagi dan siang hari.
"Ada dua zona kemampuan mata dalam melihat sesuatu dalam konteks safety driving dengan asumsi mata yang masih normal. Pertama disebut sebagai zona melihat dan yang kedua adalah zona analisa, kedua hal ini memiliki peran penting sebagai langkah mewaspadai akan adanya risiko yang bisa saja terjadi atau menimpa," ucap Jusri.
Jusri menjelaskan yang dimaksud zona melihat atau seeing zone, adalah ketika mata melihat sesuatu tetapi kondisinya masih samar-samar atau belum mengenal secara pasti dan berada di rentang waktu antara 30-120 detik ke depan.
Asumsi dalam kondisi tersebut, mobil dikendarakan oleh pengendara di jalan tol dengan kecepatan 100 kpj. Maka dengan demikian, waktu akan sama dengan jarak 840 meter hingga 2,8 km ke depan atau menuju objek yang dilihat secara samar-samar tadi.
Baca juga: Simak Cara Aman Mendahului Kendaraan di Jalan Tol, Wajib Lewat Kanan
Sementara untuk zona analisa atau planning zone, berada di jarak antara 12-15 detik ke depan. Pada zona ini mata tak lagi hanya bisa melihat jelas, namun otak sudah mulai mengenali secara jelas atas objek-objek yang sebelumnya samar.
"Pada fase ini analisa pengemudi akan mulai bekerja, bahkan merencanakan keputusan yang akan dilakukan. Dalam konteks ketiap pengendara mengenal adanya ancaman atau bahaya, maka keputusan perlambatan atau berpindah lajur akan muncul di sini," ucap Jusri.
"Kondisi tersebut asumsinya terjadi pada kendaraan yang berjalan 100 kpj, maka range waktu ini bila dikalkulasikan sama dengan jarak 336 meter hingga 420 meter ke depan atau menuju objek," kata dia.
Baca juga: Catat, Ini Batas Kecepatan Maksimal dan Minimal di Jalan Tol
Jusri menyarankan bila pengendara sudah mulai mengenal adanya ancaman atau bahaya, langsung mengambil langkah-langkah sigap.
Mulai dengan memastikan kondisi sekitar dari kaca spion, kurangi lanju kendaraan, pindah ke jalur lambat, hingga menurunkan sun protector bila digunakan saat berkendara siang hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.