JAKARTA, KOMPAS.com - Motor yang digunakan untuk balapan di MotoGP merupakan purwarupa. Termasuk ban yang digunakan juga khusus untuk motor balap tersebut.
Motor tersebut mampu berakselerasi dengan cepat dan mencapai kecepatan maksimum hingga lebih dari 340 kilometer per jam. Di tikungan, motor ini juga mampu melaju lebih dari 100 kilometer per jam.
Baca juga: Kenapa Pebalap MotoGP Menurunkan Kakinya Saat Akan Menikung?
Untuk itu, dibutuhkan ban dengan kompon dan konstruksi khusus. Banyak faktor yang dapat memengaruhi performa ban, termasuk tekanan udara.
Dikutip dari boxrepsol.com, ban pada motor MotoGP harus dijaga tekanannya sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh pabrikan. Tujuannya adalah untuk menjamin keselamatan pebalap dan memberikan performa yang diharapkan.
Sekarang, di MotoGP juga sudah ditetapkan regulasi untuk mewajibkan motor memiliki sensor di tiap ban. Tujuannya untuk menjamin tekanan udara pada ban tetap terjaga sesuai dengan batas yang diizinkan.
Baca juga: Seberapa Penting Fungsi Sensor Temperatur Ban di Motor MotoGP?
Batas yang diizinkan normalnya adalah 2 bar (29 psi) untuk ban depan dan 1,8 bar (26,1 psi) untuk ban belakang.
Tekanan udara yang rendah dapat menghasilkan kontak yang lebih baik antara ban dengan aspal, tapi bisa mengganggu stabilitas motor.
Selain itu, temperatur pada ban juga bisa meningkat. Temperatur ban yang tinggi dapat membuat ban cepat terkikis.
Sementara tekanan udara pada ban yang tinggi, dapat mengurangi cengkraman ban dengan aspal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.