JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sama-sama menggunakan oli mesin, namun secara jenis antara mobil bermensin bensin dan diesel memiliki perbedaan. Khusus untuk mesin diesel, olinya jauh berbeda lantaran harus memiliki spesifikasi yang menyesuaikan karakteristiknya.
Karakter yang dimaksud mengaju pada khas mesin diesel. Mulai dengan tekanan, temperatur, serta getaran yang cukup tinggi, karena itu tidak bisa sembarangan mengkonsumsi oli mesin.
"Memang ada perbedaan karekter, tidak hanya untuk mesin diesel dan bensin. Mobil mesin bensin lawas dengan yang modern juga sudah berbeda karena memiliki teknologi mesin yang juga berbeda," kata Nurdin ST, Technical Specialis PT Pertamina Lubricants kepada Kompas.com, Minggu (30/6/2020).
Baca juga: Salah Kaprah Soal Interval Pergantian Oli Mesin Kendaraan
Nurdin menjelaskan pada umumnya, saat ini sdah terjadi evolusi oli yang cukup signifikan. Sebagai contoh jenis API SN bisa menggantikan SH, SG, dan juga dibawahnya
Sementara API CH4 bisa menggantikan CG-4, CF-4, serta jenis dibawahnnya. Hanya saja untuk API CJ-4 dan CK-4 tidak bisa digunakan pada mesin-mesin diesel tua yang menggunakan bahan bakar solar, khususnya Biosolar dengan kandungan sulphur 2000 ppm.
"Kondisi tersebut karena memang jenis olinya berbeda. Oli tersebut di desain untuk memberikan performance terbaik ketika diesel fuelnya memiliki sulphur di bawah 15 ppm atau maksimum 500 ppm," ucap Nurdin.
Oli mesin diesel yang tak sesuai spesifikasi mesin, seperti terlalu encer akan membuat kerja mesin menjadi tak maskimal. Dalam jangka singkat, tentu efeknya akan sangat buruk, salah satunya berpotensi menimbulkan keausan pada komponen di dalam mesin.
Sementara itu, bila menggunakan oli yang terlalu kental bisa membuat beban mesin akan lebih berat dalam menjalankan tugasnya. Oli juga tak mampu menjangkau celah-celah yang sempit dan berakibat ada bagian yang tak terlumasi.
Baca juga: Bukan Basi, tetapi Oli Bisa Rusak Saat Mobil Lama Tak Digunakan
Untuk membedakan mana oli mesin bensin dan diesel, beberapa waktu lalu Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan caranya cukup melihat dari kode atau tanda pada tiap kemasan pelumas. Tanda tersebut berguna sebagai pembeda yang menandakan oli bensin dan oli penenggak solar.
"Mobil bensin harus menggunakan oli dengan kode huruf awalan S. Misalkan API SA, SB, SC dan seterusnya. Semakin tinggi abjadnya setelah huruf S akan semakin bagus, contohnya SF," ujar Didi belum lama ini.
Sementara untuk untuk mobil bermesin diesel, menggunakan jenis oli yang ditandai dengan huruf C atau kepanjangan dari Commercial. Misalkan saja seperti API CA, CD, dan seterusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.