Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Pulih, Industri Otomotif Butuh Rangsangan

Kompas.com - 11/06/2020, 12:59 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang telah melonggar, kegiatan bisnis pun sudah dibuka pemerintah, namun industri otomotif diprediksi tidak bisa pulih dengan cepat.

Pemulihan disebut masih butuh waktu, setelah sejumlah aktivitas pabrik harus terhenti dalam tiga bulan terakhir akibat pandemi virus corona.

Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengatakan, kondisi pasar domestik maupun ekspor saat ini masih cenderung lesu.

Baca juga: Gojek Tengah Uji Coba Sekat Partisi untuk Mitra GoRide

Ilustrasi. Perusahaan otomotif merupakan pembeli lahan Kawasan Industri terbesar, sekitar 72 persen.KOMPAS/HERU SRI KUMORO Ilustrasi. Perusahaan otomotif merupakan pembeli lahan Kawasan Industri terbesar, sekitar 72 persen.

“Kalau domestik belum membaik, karena PSBB baru melonggar. Pasar ekspor juga belum membaik, negara-negara Asia Tenggara belum pulih semua, sedangkan Timur Tengah masih tertekan harga minyak,” ujar Bob, kepada Kompas.com (11/6/2020).

Bob mengatakan, industri otomotif saat ini butuh stimulus dari pemerintah agar terjadi peningkatan daya beli.

Misalnya dalam bentuk pemangkasan tarif pajak kendaraan bermotor (PKB). Seperti diketahui, PKB dibayarkan saat awal pembelian, serta wajib dibayar lagi setiap tahun, dan dimasukkan dalam komponen harga ritel.

Baca juga: Ini Daftar Harga Resmi Bikin SIM A, B, dan C

Auto2000 Glodok PlazaKOMPAS.com/Ruly Auto2000 Glodok Plaza

“Kami harapkan ada tax deduction untuk menstimulus daya beli. Tapi tax deduction ini yang tidak mengurangi pendapatan pemerintah,” kata Bob.

“Stimulus dibutuhkan supaya permintaan konsumen meningkat, agar ekonomi bergerak, supaya income pemerintah tetap karena quantity yang dijual banyak,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau