Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baiknya Pakai Rem Depan atau Belakang, Saat Kondisi Darurat?

Kompas.com - 21/03/2020, 08:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknik pengereman pada sepeda motor merupakan pengetahuan dasar yang wajib dikuasai seluruh bikers. Pasalnya, ketika berada di jalan, banyak kondisi atau ancaman yang tidak terduga sehingga harus melakukan rem mendadak, sehingga wajib tahu apa yang harus dilakukan.

Saat berada dalam kondisi darurat, rem mana yang lebih aman digunakan untuk pengendara motor?

Head of Safety Riding Promotion Wahana, Agus Sani, mengatakan, dalam melakukan pengereman pada sepeda motor ada beberapa urutan yang harus dilakukan.

“Pertama harus dilakukan adalah tutup gas, kemudian tarik rem tangan depan dengan empat jari agar gas dapat tertutup dengan sempurna, baru kemudian injak rem belakang atau tarik tuas rem kiri (belakang) secara bersamaan,” ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/03/2020)

Baca juga: Marak Virus Corona, Ini Cara Mengurus Tilang Elektronik

Selain itu, posisikan tubuh agak mundur ke belakang ketika melakukan pengereman mendadak. Upaya ini dilakukan untuk membantu gaya gravitasi yang tertumpu pada ban depan, sekaligus mencegah roda belakang terangakat.

“Saat terjadi pengereman mendadak, pengemudi bisa menekan rem depan lebih kuat jika kondisi jalan baik. Namun, jika kondisi jalan licin, berbatu atau pasir sebaiknya penggunaan rem depan dikurangi,” ujar Agus.

Training Director Safety Defensive Consultant, Sony Susmana, juga menyarankan hal yang sama.

Motor yang melakukan rem mendadak pada kondisi darurat, sebaiknya gunakan rem depan dahulu dengan cara meremas handle rem. Jika dilakukan dengan kasar akan membuat motor selip atau jatuh. Setelah itu kira-kira satu detik, rem belakang ikut aktif,” ujar Sony.

Baca juga: Jurus Pertamina Cegah Penyebaran Virus Corona di SPBU

Sony menambahkan, pada motor-motor keluaran terbaru sebenarnya sudah ada aplikasi rem depan dan rem belakang yang dapat bekerja secara bersamaan ketika satu handle rem diremas. Misalnya, pada Honda menyebutnya dengan sistem combie brake alias rem kombinasi depan dan belakang. 

Kondisi itu diatur oleh komputer dengan tekanan yang berbeda, biasanya depan 60 persen, belakang 40 persen,” ujar Sony.

Kebanyakan pengendara melakukan pengereman dengan menekan rem sekuat tenaga karena panik. Akibatnya, ban akan terkunci sehingga selip dan menimbulkan celaka.

Maka dari itu Agus kembali mengingatkan, usahakan jangan menarik salah satu rem secara kuat dalam kondisi gas masih tinggi.

“Ketika motor sudah berhenti, pastikan kaki yang turun pertama sebagai tumpuan adalah sebelah kiri, ini disesuaikan dengan kondisi lalu lintas indonesia. Saat pengemudi mau jalan lagi, wajib tengok kiri dan kanan terlebih dahulu, pastikan kondisi aman baru jalan.” ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau