JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan dengan dimensi besar seperti truk dan bus memiliki blind spot atau titik buta yang lebih luas. Pada suatu titik tertentu, pengemudi tidak bisa melihat atau menyadari keberadaan kendaraan lain yang ada di sekitarnya.
Oleh sebab itu, berkendara di sekitaran truk dan bus yang sedang mengangkut muatan penuh menjadi ancaman tersendiri. Bila tidak sabar, potensi kecelakaan bisa terbuka lebar.
Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menyatakan, bahwa paling tidak ada empat titik buta bagi para pengendara kendaraan berdimensi besar. Pengendara patut tahu, terlebih jika ingin menyalip atau mendahului kendaraan tersebut.
Baca juga: Cara Mengemudi yang Aman di Belakang Truk ODOL dan Bus
"Desain dan konstruksi kendaraan mempengaruhi blind spot, semakin besar maka titik butanya semakin besar pula. Paling tidak ada empat titik blind spot yang bisa diantisipasi pengendara untuk mengurangi ancaman kecelakaan yakni di bagian belakang dan sisi samping pada pilar A dan B," katanya kepada Kompas.com.
Tepatnya, lanjut Sony, ialah pada bagian belakang di mana spion tengah tidak bisa melihat apapun karena pandangan pengemudi truk dan bus terhalang muatan.
Kemudian di bawah jendela utama (windshield) karena posisi duduk pengemudi yang lebih tinggi. Lalu, sisi kanan dan kiri yang diluar jangkauan spion seperti pilar A kendaraan.
"Area blind spot pada truk hampir 60 persen menyumbang kecelakaan lalu lintas. Oleh sebab itu, baiknya sebelum menyalip truk dan bus lakukan komunikasi lebih dahulu lewat klakson ataupun lampu dim," ujar Sony.
Baca juga: Regulasi Truk ODOL Ditunda, Pemerintah Tak Peduli Keselamatan Jalan
Hal ini disetujui oleh Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu. Menurutnya, komunikasi kepada pengemudi truk dan bus amat penting untuk menciptakan suasana aman dan nyaman ketika berkendara.
"Jangan lupa juga memberikan sein dan perhatikan spion sebelum menyalip. Tetapi jangan juga arogan (mau menang sendiri), kita harus mengetahui apakah pengemudi truk itu mendapat informasi yang kita sampaikan atau tidak," kata dia.
"Kalau belum yakin, lebih baik menunggu. Atau berhenti sejenak agar kendaraan itu menjauh dari kita," kata Jusri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.