Terkait adanya penyesuaian ini, pengamat tata kota Yayat Supriatna juga angkat bicara. Menurut dia, aspek tarif tol dapat dicermati dari dua sisi, yaitu dari sisi pengusaha dalam hal ini Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan sisi masyarakat selaku pengguna jalan tol.
Yayat mengatakan, masyarakat akan mengonversi dengan waktu, kecepatan, dan kemudahan, jika tarif dasar berat akan dirasionalkan saja perlu atau tidak menggunakan tol karena pada dasarnya tol itu pilihan.
"Dari sisi operator sebagai kekuatan struktur untuk keberlangsungan usaha, dalam arti, kalau tarifnya tidak sesuai dengan beban operasional, perusahaan akan kolaps. Selain itu, tentu saja tarif tol juga digunakan untuk meningkatkan pelayanan. Masyarakat pastinya juga ingin jalan tolnya baik, mulus, serta pelayanannya cepat,” ujar Yayat.
Jasamarga Metropolitan Tollroad juga terus melakukan perbaikan guna peningkatan pelayanan kepada pengguna Ruas Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit.
Antara lain dengan penambahan gardu dan mengoperasikan mobile reader untuk meningkatkan kapasitas layanan transaksi, yaitu mengoperasikan total 19 gerbang tol (GT), didukung 81 gardu tol dan dua unit top up tunai, serta menyiapkan petugas tapping untuk mengurangi kepadatan secara situasional.
"Dalam upaya memberikan pelayanan informasi yang bersifat real time, sampai dengan saat ini telah terpasang 59 CCTV pada ruas Cawang–Tanjung Priok–Ancol Timur-Jembatan Tiga/Pluit dan 24 unit Variable Message Sign (VMS) yang dapat dipantau oleh Sentral Komunikasi dan siap melayani 24 jam," ucap Irra Susiyanti, Marketing and Communication Department Head Jasamarga Metropolitan Tollroad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.