JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor masih menjadi kendaraan yang banyak digunakan saat pulang kampung atau mudik. Momen libur Natal dan Tahun Baru 2020 banyak juga pemudik yang memilih menggunakan roda dua, meski secara jumlah tidak terlalu besar seperti Idul Fitri.
Akan tetapi, saat menggunakan motor untuk perjalanan jauh sebaiknya juga melakukan persiapan khusus. Selain kondisi motor yang prima, kondisi fisik juga harus dipersiapkan.
Jangan sampai saat melakukan perjalanan jauh, kondisi fisik tidak prima dan tetap dipaksakan berkendara. Kondisi ini akan sangat berbahaya, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi pengguna jalan yang lainnya.
Bagi anda yang ingin melakukan perjalanan jauh menggunakan sepeda motor, berikut ada 6 hal yang perlu anda perhatikan.
Saat ini banyak model sepeda motor yang beredar di pasaran. Mulai motor manual sampai dengan motor matik.
Instruktur senior di Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menyampaikan, untuk perjalanan jauh sebaiknya menggunakan motor manual dan bukan matik.
“Selama ini memang banyak motor matic, tetapi motor itu tidak disarankan untuk perjalanan jauh. Hal ini karena motor itu diperuntukkan di perkotaan,” ungkapnya saat dihubungi KOMPAS.com, Selasa (24/12/2019).
Selain itu, menurut Sony, motor matic juga tidak memiliki ketahanan layaknya motor manual. Salah satunya adalah bagian penggerak roda.
Baca juga: Mudik Sepeda Motor, Mengapa Tidak Dianjurkan?
“Kalau matic kan menggunakan belt itu kurang kuat kalau dibandingkan rantai. Dan posisinya juga tidak terlihat. Selain itu kinerja untuk pengereman juga lebih berat karena tidak ada engine brake,” tuturnya.
Biasanya para pemudik yang menggunakan sepeda motor sedikit memodifikasi kendaraannya. Seperti menambahkan sidebox, atau lebih parah menambahkan kayu di bagian belakang kendaraan.
Tujuannya adalah agar lebih bisa membawa banyak barang. Padahal, menurut Sony hal itu justru bisa berbahaya.
“Bawa barang yang sesuai dengan kemampuan. Jangan melebihi roda belakang, kalau samping jangan melebihi lebar setang,” terang Sony.
Selain itu, lanjutnya, barang bawaan juga jangan sampai melebihi tinggi bahu. Tidak diletakkan di panggul atau membawa barang yang sudah di luar reference pointnya.
Baca juga: Alternatif Aman Jalur Mudik Sepeda Motor Hindari Jomin
“Misalkan membawa barang melebihi lebar stang, patokan dalam menyalip kendaraan lain adalah lebar stang. Kalau membawa barang melebihi lebar stang kemungkinan besar bisa menyangkut,” ujarnya.
Banyak perlengkapan yang harus dipakai oleh seorang pengendara sepeda motor saat hendak melakukan perjalanan jauh. Seperti sarung tangan, jaket, helm, body protector dan juga perlengkapan keselamatan lainnya.
Keberadaan piranti keselamatan berkendara ini sangat penting untuk menjaga diri saat melakukan perjalanan jauh. Dan ketika terjadi kecelakaan, keberadaan piranti tersebut bisa meminimalisir luka.
Sehingga, seorang pengendara bisa terhindar dari luka parah saat mengalami kecelakaan.
Baca juga: 5 Kecelakaan Hingga Kendaraan Masuk Jurang Sepanjang 2019
Sony menyampaikan, saat melakukan perjalanan jauh sebaiknya pengendara sepeda motor berkendara secara aman dan tidak ugal-ugalan. Seperti mengendarai dalam kecepatan tinggi serta mengabaikan batas kecepatan.
“Berkendara di jalanan jangan ugal-ugalan atau ngebut-ngebutan. Karena, semakin anda mengendarai secara ugal-ugalan maka anda akan semakin cepat lelah,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Sony menambahkan, mengendarai kendaraan secara ugal-ugalan juga bisa berbahaya. Selain berbahaya bagi diri sendiri juga bisa membahayakan pengguna jalan lain.
Maka dari itu, Sony pun menyarankan agar mengendarai kendaraan dengan sewajarnya.
Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan kendaraan besar kebanyakan disebabkan kendaraan masuk dalam daerah blindspot. Daerah ini adalah titik di mana seorang pengemudi kendaraan besar tidak bisa melihat posisi pengendara sepeda motor.
Maka dari itu, Sony pun menyarankan agar seorang pengendara sepeda motor menjaga jarak dan tidak terlalu dekat dengan kendaraan besar.
“Semakin dekat jarak antara sepeda motor dengan kendaraan besar, maka semakin berada di blindspot,” ucapnya.
Baca juga: Harga Sewa Mobil Naik, Sewa Innova per Hari Tembus Rp 1 Juta
Instruktur Senior Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, waktu perjalanan untuk pengendara sepeda motor maksimal 2,5 jam. Setelah itu, seorang pengendara diharuskan beristirahat.
“Mengendarai sepeda motor berbeda dengan mobil, kalau mobil maksimal 3 jam berkendara. Kalau sepeda motor maksimal 2,5 jam harus sudah beristirahat,” katanya.
Menurutnya, berkendara dalam kondisi tubuh lelah akan berbahaya. Maka dari itu, Sony pun mengingatkan kepada para pengendara agar tidak melupakan istirahat saat melakukan perjalanan.
Baca juga: Tips Anti-Pegal Pakai Mobil Manual buat Jarak Jauh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.