JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menggelar Operasi Zebra Jaya 2019, mulai 23 Oktober hingga 5 November 2019. Hari pertama operasi (23/10/2019), mayoritas pelanggar terjadi pada pengguna sepeda motor yang melawan arah.
Jumlah pelanggar motor di hari pertama tercatat 5.000 unit. Dari jumlah itu pelanggaran melawan arah sebesar 1.547 kasus. Meningkat 443 persen dari tahun lalu sebanyak 285 kasus pada 2018.
Baca juga: Catat, Ini 12 Jenis Pelanggaran yang Diincar pada Operasi Zebra 2019
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir mengatakan, Operasi Zebra 2019 mengincar 12 jenis pelanggaran, namun hanya tiga yang jadi fokus salah satunya melawan arus.
"Operasi yakni pengendara yang tidak punya SIM, motor dan mobil yang tidak punya STNK, serta pengemudi yang melawan arus/arah," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Pelanggaran melawan arus diatur dalam Undang Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) pasal 287, soal melanggar rambu jalan dengan sanksi denda maksimal Rp 500.000.
Baca juga: Ini Perbedaan Operasi Patuh Jaya dan Zebra Jaya 2019
Ayat 1: tentang sanksi melanggar aturan perintah / larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka jalan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000
Ayat 2: tentang sanksi melanggar aturan perintah / larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000
Ayat 3: tentang sanksi melanggar aturan gerakan lalu lintas atau tata cara berhenti dan parkir dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.