Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah Banyuwangi-Bali Naik Hybrid, Terasa Tidak "Istimewa"

Kompas.com - 14/10/2019, 08:02 WIB
Agung Kurniawan

Editor

Setibanya di lokasi, hutan baluran yang berjuluk Africa Van Java ini, betul-betul terasa seperti di Afrika Selatan. Kebetulan Kompas.com sudah berkesempatan meliput ke Savana, di Afrika Selatan, dan mendapatkan suasana pemandangan yang betul-betul mirip.

Kami berjumpa dengan banteng, monyet, dan burung merak di sini. Pemandangan sabana, bakau, rawa, pohon, dan ranting yang dilanda kekeringan karena musim kemarau panjang, terlalu sayang untuk dilewatkan.

Hari ini, rombongan kemudian menginap di Hotel El Royale, setelah sebelumnya sempat mampir makan malam di Rawon Bik Atik Resto. Total, perjalanan yang ditempuh pada hari pertama test drive ini mencapai 162 km.

Baca juga: Mencoba 5 Mobil Hybrid Toyota dalam 1 Hari

Petualangan Bali

Hari kedua perjalanan, Kamis (10/10/2019), dari hotel menuju Pelabuhan Ketapang kemudian menyeberangi Selat Bali, bersandar di Gilimanuk. Kali ini, Kompas.com duduk di kursi pengemudi, mengendarai satu-satunya mobil yang belum dipasarkan Toyota di Indonesia, Prius Prime Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV). Mobil ini statusnya segera dipasarkan, jadi masih menunggu persetujuan dari prinsipal.

“Target kita akhir tahun ini bisa segera dipasarkan di Indonesia, namun belum pasti kapan. Soal harga, juga belum diputuskan, namun kisarannya di bawah Rp 1 miliar,” kata Anton lagi.

Toyota Prius Prime PHEV dibekali mesin bensin 1.8 liter dipadu dengan motor elektrik dan baterai lithium-ion, berbeda dengan model hybrid saja yang berbekal baterai nickel metal hydrite. Baterai ini lebih berkualitas, baik dari segi penyimpanan, kekuatan, tetapi harganya jauh lebih mahal.

Selepas bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, rombongan melanjutkan perjalanan 18 km menuju The Menjangan, resor butik, di dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat, kemudian melanjutkan ke The Chocolate di Baturiti, Tababan. Jalur yang ditempuh kali ini, tergolong cukup menantang, menjadi ciri khas kondisi asli Indonesia. Jalan panjang, menikung tajam, tanjakan serta turunan curam yang memang menjadi khas Singaraja, Bali.

Baca juga: Harga Toyota Prius PHEV Bisa Lebih Murah Dibanding Outlander PHEV

Toyota Prius Prime menjadi andalan di segmen Plug-in Hybrid, segera dijual akhir 2019 ini.TOYOTA Toyota Prius Prime menjadi andalan di segmen Plug-in Hybrid, segera dijual akhir 2019 ini.

Sekali lagi, kekhawatiran masyarakat pada mobil hybrid, dalam hal ini PHEV pada powernya, baiknya dilupakan. Pasalnya, Prius Prime PHEV ini mampu berkelok-kelok di tikungan dan tanjakan curam layaknya mobil normal. Bahkan, ketika baterai masih terisi penuh, tarikan motor elektrik melahap tanjakan curam jadi lebih mantap, torsi terasa penuh dengan cepat.

Ketika isi baterai terkuras, sistem Hybrid Synergy Drive milik Toyota dengan halus, tak terasa, memindah alihkan tugas penyuplai tenaga dari mesin konvensional. Ketika mesin konvensional kembali jadi tumpuan utama, karakternya serupa layaknya sedan kecil kelas 1.8 liter. Tidak ada yang istimewa, sama saja!

Satu hal lagi, banyaknya turunan yang disuguhkan di jalur sepanjang 118 km ini, Prius Prime PHEV juga dengan mudah mengisi kembali baterai menangkap energi regeneratif ketika menginjak rem. Laju mobil juga tetap terukur dengan memindahkan tuas perseneling ke posisi “B”, sebagai engine brake, sehingga semakin terasa seperti mobil “normal”.

Baca juga: Corolla Altis Jadi Sedan Hybrid Murah Toyota

Tuas transmisi Prius PHEV ada yang menarik, posisi B yang berfungsi untuk engine brake ketika menghadapi turunan, sekaligus mempercepat pengisian baterai lithium-ion pada mobil.TOYOTA Tuas transmisi Prius PHEV ada yang menarik, posisi B yang berfungsi untuk engine brake ketika menghadapi turunan, sekaligus mempercepat pengisian baterai lithium-ion pada mobil.

Dalam posisi ini, ditambah sesekali injak pedal rem, pengisian daya ke baterai juga lebih cepat, sehingga model full EV bisa dinikmati, ketika jalan sudah landai.

Setelah dari Tababan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Kuta, mengakhiri test drive pada kesempatan kali ini.

Kesimpulan yang Kompas.com peroleh, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat yang ingin beralih dari mobil konvensional ke elektrifikasi, dalam hal ini hybrid atau PHEV. Semua sensasi berkendara dan power dari mobil hybrid maupun PHEV terasa normal, tidak istimewa, layaknya mobil pada umumnya.

Justru, dengan menggunakan teknologi hybrid atau PHEV, perjalanan yang ditempuh mencapai 380 km ini, tidak ada satu pun mobil yang mengisi bensin dari posisi penuh. Artinya, jauh lebih irit dan lebih ramah lingkungan!

Baca juga: Produksi Hybrid Toyota Pertama di Indonesia antara MPV dan SUV

Lima model andalan Toyota berteknologi Hybrid dan PHEV ada yang sudah dijual, juga ada yang masih penjajakan pasar.TOYOTA Lima model andalan Toyota berteknologi Hybrid dan PHEV ada yang sudah dijual, juga ada yang masih penjajakan pasar.

Pun, jika pengisian bensin perlu dilakukan, bisa mampir di SPBU terdekat, layaknya mobil normal, tanpa harus khawatir tidak ada lokasi cas baterai yang tersedia di sepanjang perjalanan. Ini yang Kompas.com maksud dengan terasa tidak istimewa, karena kekhawatiran masyarakat atas adaptasi mobil konvensional ke hybrid atau PHEV bisa dengan mulus dilakukan.

Kelemahan mobil hybrid dan PHEV itu cuma satu, harganya yang mahal. Mudah-mudahan jika aturan turunan Pepres No. 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, ada insentif yang bisa dinikmati masyarakat nantinya. Bisa bikin mobil hybrid atau PHEV jadi lebih murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau