JAKARTA, KOMPAS.com - Perluasan pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap di DKI Jakarta dianggap bukan solusi tepat untuk jangka panjang. Penerapannya tidak menyetuh akar masalah, sebab jumlah mobil dan sepeda motor terus bertambah setiap tahun.
Budiyanto, pengamat masalah transportasi dan lalu-lintas mengatakan, cara yang tepat untuk mengurai kemacetan ialah dengan menerapkan sistem jalan berbayar atau electronic road pricing ( ERP).
Baca juga: Perpanjangan Ganjil-Genap, Mempertanyakan Keseriusan ERP
Mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya itu menambahkan, ganjil genap pun awalnya dikaji hanya sebagai peraturan transisi sebelum Pemprov DKI Jakarta menerapkan skema jalan berbayar.
"Sesuai janji Pemda soal pembatasan kendaraan. Skema 3 in 1, dan ganjil genap itu memang hanya program transisi untuk menuju program jalan berbayar atau ERP," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: Pilih Nopol Ganjil-genap atau ERP?
Meski demikian, Budiyanto mengakui sistem ganjil genap bisa memecah kemacetan di saat situasional. Seperti yang pernah terjadi beberapa wktu lalu saat gelaran Asian Games dan Asian Para Games.
"Untuk jangka pendek oke, buat Asian Games, para Asian Para Games, saat dikaji memang terlihat ada indikator perubahan yang cukup bagus. Tapi untuk jangka panjang di Jakarta tidak efektif," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.