JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian menggelar olah TKP sebagai bentuk tindak lanjut dari kecelakaan beruntun di Tol Cipularang yang melibatkan 21 kendaraan, Selasa (3/9/2019).
Proses olah TKP dilakukan di sekitaran lokasi kejadian pada KM 91.200 jalur B Tol Cipularang yang mengarah ke Jakarta dan arah sebaliknya.
Dengan adanya proses olah TKP tersebut, Jasa Marga bersama pihak kepolisian memberlakukan kembali rekayasa lalu lintas.
"Untuk mendukung proses olah TKP kita berlakukan rekayasa lalu litnas sejak pukul 09.20 WIB. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan atas adanya pengalihan arus lalu lintas selama pelaksaan olah TKP tersebut," ucap Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru dalam keterangan singkatnya, Selasa (3/9/2019).
Baca juga: Kecelakaan di Cipularang, antara Human Error dan Bahaya Laten
Untuk kendaraan yang akan mengarah ke Bandung, Jasa Marga memberlakukan sistem contraflow sejak dari Km 96 sampai dengan Km 90. Sementara untuk kendaraan dari arah Bandung yang hendak menuju Jakarta, diterapkan sistem pengalihan arus.
Bagi pengguna jalan yang akan menuju Jakarta dan sekitarnya dialihkan agar keluar di Gerbang Tol Cikamuning. Untuk melanjutkan perjalanan melalui Tol Cipularang, pengendara bisa kembali masuk melalui Gerbang Tol Jatiluhur.
Baca juga: Kecelakaan Tol Cipularang, Ingat Pentingnya Jaga Jarak Aman
Ketika mengkonfrmasi Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman, menjelaskan memang hari ini dijadwalkan ada proses olah TKP hingga siang hari.
"Kita lakukan olah TKP di sekitaran kilometer tersebut, dijadwalakn dari pagi hingga pukul 12.00 WIB. Untuk prediksi awal soal rem blong itu juga nanti akan kita cek semuanya, tidak bisa langsung disimpulkan, ada waktu dan prosesnya," ucap Pujiyono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/9/2019).
Kecelakaan yang melibatkan puluhan kendaraan di tol Cipularang itu terjadi, Senin (2/9/2019), pada pukul 12.30 WIB.
Bahaya laten
Pakar keselamatan berkendara dan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menyebutkan bila kondisi jalan di Cipularang pada Km 90 sampai Km 100 memang cenderung rawan, diduga penyebab awalnya tabrakan maut tersebut karena adanya faktor human error.
Ada bahaya laten yang tersembunyi saat berkendara di jalan bebas hambatan seperti tol Cipularang.
Baca juga: Kecelakaan di Cipularang, antara Human Error dan Bahaya Laten
Menurut Jusri rata-rata kendaraan yang melintas selalu berada pada kecepatan tinggi, baik dari mobil pribadi, bus, sampai truk sekalipun.
Untuk kendaran bus dan truk, lanjut Jusri, banyak sopir yang sengaja menetralkan tuas transmisi demi alasan efesiensi bahan bakar.
Tanpa disadari apa yang dilakukan sopir tersebut sangat berakibat fatal, pasalnya dengan bobot yang besar dan hanya mengandalkan deselerasi dari rem sudah tentu tidak akan bisa mengalahkan hukum fisika gaya gravitasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.