Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yamaha Imbau Konsumen Tidak Pakai BBM Premium dan Pertalite

Kompas.com - 20/08/2019, 09:45 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menyatakan, sepeda motor yang diproduksi dan dijual saat ini sudah memiliki standar emisi yang tinggi. Alhasil, penggunaan bahan bakarnya patut diperhatikan, jangan asal pakai BBM berkualitas atau oktan rendah.

Manager Marketing YIMM Antonius Widiantoro menanggapi pernyataan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), yang menyebutkan motor sebagai sumber polusi udara di DKI Jakarta dan bahan bakar di bawah RON 92 seharusnya dihapus.

"Produk yang kami hasilkan sudah sesuai dengan standar regulasi emisi yang berlaku, karena produksi Yamaha juga merupakan produk yang di ekspor. Sehingga, sudah pasti ramah lingkungan dan telah dilengkapi dengan eco indikator yang membantu pengendara agar motor lebih irit dan efisien," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Namun, Anton tak dapat menampik bahwa masih banyak pemilik kendaraan yang acuh atau tidak memperhatikan kesehatan mesin motornya dengan menggunakan bahan bakar kualitas rendah, seperti Premium atau Pertalite.

Baca juga: Ingat, Mobil Murah Dilarang Konsumsi BBM Premium dan Pertalite

"Semakin tinggi standar emisi yang ditetapkan dibutuhkan jenis bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi pula. Karena Apabila tetap menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan yg rendah akan menimbulkan efek detonasi atau knocking. Rata-rata kendaraan sekarang memiliki kompresi yang tinggi," ujar dia.

"Bicara tentang produk Yamaha, tentu kita menyesuaikan dengan pasar yang ada. Tapi balik lagi, pemilihan bahan bakar itu ada di sisi konsumen. Selama masih dipasarkan, kita tidak dapat menampiknya," kata Anton.

Sebelumnya, Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif KPBB menyatakan bahwa bahan bakar berkualitas rendah seperti Premium 88, Solar, Dexlite, dan Pertalite 90 ikut menyumbangkan tingginya polusi udara di DKI Jakarta, melalui emisi gas buang kendaraan bermotor.

Oleh sebab itu, disarankan kepada pemerintah untuk menghentikan produksi dan penjualan keempat jenis bahan bakar tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau