JAKARTA, KOMPAS.com - Premium termasuk dalam empat jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harus dihapus oleh pemerintah. Selain itu, BBM lainnya, yakni Pertalite 90, Solar 48, dan Dexlite, karena dianggap ikut menyumbangkan pencemaran udara melalui gas buang.
Bahan bakar jenis ini memiliki Research Octane Number (RON) 88, atau paling rendah. Meski harganya paling murah dibanding dengan Pertalite dan Pertamax, tetapi BBM ini sayangnya tak begitu bagus untuk kendaraan-kendaraan baru dan berkompresi tinggi.
Totok Trilaksono, Kepala Bengkel Auto2000 Rajabasa yang di wilayahnya masih 50 persen pemilik mobil menggunakan Premium, mengungkapkan, beberapa komponen yang bisa cepat rusak karena pemakaian BBM tersebut.
Baca juga: 4 Jenis BBM yang Harus Dihapus Pemerintah
Menurut Totok, komponen filter bensin salah satunya. Soal kapan umur penggantiannya, dia menyebut, tak ada panduannya. Biasanya itu dilakukan ketika ada gejala saja, atau saat diperiksa sudah tidak layak digunakan.
"Jika gejalanya sudah mampet-mampet kita ganti. Jadi ini juga tergantung dari kualitas bahan bakarnya sendiri,” tutur Totok beberapa waktu lalu di Bandar Lampung.
Selain itu, menggunakan BBM Premium akan membuat bagian busi lebih cepat penggantiannya.
“Busi itu normalnya 20.000 km, tapi tapi busi sekarang ini sudah iridium jadi 100.000 baru diganti. Nah itu bisa lebih cepat digantinya jika masih nekat pakai Premium,” ujar Totok.
Selanjutnya, jika mobil sudah sampai ngelitik, kemungkinan besar bongkar cylinder head untuk membersihkan kerak karbon. Namun jika pembersihan masih bisa dilakukan dengan cairan kimia, tak perlu dibongkar.
“Bongkar itu mahal, di mana biayanya berkisar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Itu dilakukan kalau pakai cairan kimia masih belum bisa bersih,” tutur Totok.
Terakhir, pengurasan tangki bahan bakar bakal lebih sering. Aktivitas ini dilakukan sekaligus mengetahui kondisi filter bensin.
Baca juga: Dianggap Sumbang Polusi, Dishub DKI Jakarta Kaji Pembatasan Motor
Komite Penghapusan Bensin Bertimbal ( KPBB) mengeluarkan data, menunjukkan bahan bakar berkualitas rendah juga ikut menyumbang tingginya emisi gas buang.
Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif KPBB, mengatakan, sudah saatnya pemerintah menghentikan produksi dan penjualan Premium 88, Pertalite 90, Solar 48, dan Dexlite.
"Ganti dengan memproduksi dan memasarkan BBM yang memenuhi persyaratan teknis kendaraan bermotor," ujar pria yang akrab disapa Puput tersebut, saat diskusi bertema "Pengendalian Pencemaran Udara Terganjal Kualitas BBM" di sekretariat KPBB di Sarinah, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.