JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi yang lagi populer, yaitu soal permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta menggunakan jenis solar B30 dimulai pada Januari 2020 dan secara bertahap beralih ke B50 pada Desember tahun depan.
Kebijakan ini jelas akan berpengaruh bagi produsen otomotif terutama merek-merek yang fokus pada kendaraan niaga karena sebagian besar menggunakan mesin diesel.
Selain itu, informasi mengenai ganjil genap juga masih menyita perhatian masyarakat, terutama mengenai nasib taksi online yang menjadi tidak bisa bergerak bebas akibat pembatasan kendaraan dengan sistem pelat nomor itu.
Selanjutnya, informasi mengenai Esemka juga kembali menyita perhatian masyarakat. Apalagi dalam waktu dekat ini akan meluncurkan dua mobil.
Penasaran seperti apa, berikut ini lima berita terpopuler di kanal Otomotif pada Selasa 13 Agustus 2019:
1. Jokowi Minta Penerapan Solar B50, Ini Reaksi Toyota
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap penggunaan bahan bakar biodiesel diperluas. Saat ini menggunakan B20 dan akan ditingkatkan menjadi B30 pada Januari 2020 dan meningkat menjadi B50 pada akhir tahun depan.
Jokowi menilai, penggunaan bahan bakar biodiesel bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Dengan demikian, impor untuk bahan tersebut bisa berkurang.
Didi Ahadi, Department Head Technical Support PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, pada dasarnya penggunaan B20 untuk mesin diesel tidak ada masalah, namun belum berani berkomentar mengenai B50.
"Belum dilakukan penelitian untuk B50, yang sudah adalah B20, jadi saya belum bisa kasih jawaban apakah perlu dilakukan penyesuaian mesin atau tidak. Untuk B50 itu masih menunggu hasil," kata Didi kepada Kompas.com, Selasa (13/8/2019).
Baca juga: Jokowi Minta Penerapan Solar B50, Ini Reaksi Toyota
2. Nasib Taksi Online Akibat Perluasan Ganjil Genap di Jakarta
Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi meluaskan area ganjil genap untuk mobil pribadi. Dari sebelumnya hanya sembilan, kini menjadi 25 dengan bertambahnya 16 ruas jalan baru.
Kebijakan ini pun kembali menuai pro-kontra, terutama bagi pengendara taksi online yang mengoperasikan mobil dengan pelat hitam atau umum.
Ketika menanyakan soal ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) Budi Setiyadi, mengatakan, pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan Pemprov DKI.
"Saya kurang tahu Pak Menteri kemarin bilangnya apa, tapi memang ada pembicaraan agar taksi online dibebaskan. "Minggu ini akan kita bahas dengan semua pihak, termasuk Pemprov dan Dishub juga karena mereka yang punya kepentingan," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/8/2019).
Baca juga: Nasib Taksi Online Akibat Perluasan Ganji Genap di Jakarta
3. Peluncuran Esemka Hanya Tinggal Masalah Waktu
Lama dinanti-nanti dan tak ada kabar kejelasannya, akhirnya PT Solo Manufaktur Kreasi atau akrab disapa Esemka, buka suara. Perusahaan swasta nasional yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah ini, mengatakan siap mengumumkan kehadirannya di dunia otomotif dalam negeri sesaat lagi.
"Tinggal tunggu tanggal mainnya saja, kami cari momen yang pas saat ini untuk segera launching," ujar President Director PT Solo Manufaktur Kreasi ( Esemka) Eddy Wirajaya, ketika berbincang dengan beberapa media di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).
Menurut Eddy, saat ini Esemka sedang melakukan beberapa persiapan terkait peluncuran produk terbarunya. Termasuk juga menyusun strategi mengenai langkah-langkap pemasaran serta jaringan penjualannya di Tanah Air.
Baca juga: Peluncuran Esemka Hanya Tinggal Masalah Waktu
4. Pabrik Esemka Mampu Produksi 40 Mobil per Hari
Lama tak terdengar, merek otomotif Esemka kembali muncul ke permukaan. Mobil produksi PT Solo Manufaktur Kreasi itu dikabarkan sudah dalam tahap persiapan produksi massal.
Bagian produksi akan dilakukan di pabrik Esemka yang berdiri di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah.
Pekerjanya rata-rata diisi oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Saat ini pabrik Esemka diklaim mampu menghasilkan 40 mobil per hari. Model yang diproduksi, yakni Esemka Bima berjenis kendaraan niaga ringan dengan kandungan komponen lokal mencapai 60 persen.
Baca juga: Pabrik Esemka Mampu Produksi 40 Mobil per Hari
5. Sudah Tahu Cara Benar Isi BBM Self Service?
Dewasa ini, PT Pertamina (Persero) mulai banyak menghadirkan SPBU dengan metode pengisian bahan bakar minyak ( BBM) secara mandiri atau self service. Bahkan, rest area tol Trans Jawa km 57 Cikampek, sudah menerapkannya.
Namun ternyata masih cukup banyak pengguna kendaraan yang belum paham betul untuk memanfaatkan metode pengisian ini, sebagaimana diungkapkan Supervisor SPBU COCO Pertamina MT Haryono (31.128.02) Hendro Sihombing.
"Salah satunya masih ada saja yang menggoyang-goyangkan kendaraannya saat mengisi BBM. Hal ini berbahaya karena ada potensi nyala api akibat gesekan," katanya kepada Kompas.com, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dirinya pun memaparkan cara benar memanfaatkan pengisian bahan bakar secara mandiri. Pertama, antre dengan tertib untuk mendapat giliran melakukan pembayaran.
Baca juga: Sudah Tahu Cara Benar Isi BBM Self Service?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.