Meskipun belum ada konfirmasi, namun ketika Blue Bird mengumumkan penggunaan taksi mobil listrik (battery electric vehicle/BEV) milik BYD, terasa ada upaya tes pasar. TransJakarta juga berencana memanfaatkan jasa bus listrik dari produsen yang sama, BYD.
Teknologi BEV yang ditawarkan BYD memang tergolong baru buat Indonesia, sehingga lebih butuh penjajakan ke level pengguna, yakni konsumen. Sementara, regulasi mobil listrik di Indonesia juga tidak kunjung muncul, sehingga upaya impor kendaraan untuk kendaraan komersial dalam hal ini taksi, dilakukan karena bersifat non-personal (bukan penggunaan pribadi).
Baca juga: Kerja Sama Toyota dan BYD Bisa Terasa ke Indonesia
Di sisi lain, Toyota Motor Corp (TMC) juga sudah mengumumkan kerja sama dengan produsen kendaraan listrik asal China, BYD. Kerja sama ini akan digunakan kedua pihak untuk pengembangan industri kendaraan listrik di masa depan.
Dilansir dari Bloomberg.com, kedua perusahaan ini akan mengembangkan model sedan dan SUV yang rencananya akan dikenalkan pada 2020 dan 2025. Keduanya juga mengutarakan akan berkerja bersama-sama dalam pengembangan baterai untuk EV.
Langkah ini dilakukan Toyota untuk memasuki pasar China yang sangat besar di segmen kendaraan listrik. Toyota berharap dapat memperkecil jarak dalam capaian penjualan dengan Volkswagen dan General Motor di masa depan serta untuk mengamankan suplai baterai guna kebutuhan kendaraan listrik.
Kerja sama ini menarik, karena Toyota merupakan penguasa pasar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jadi, jikalau di masa depan ada mobil listrik BYD dijual menggunakan emblem Toyota di Indonesia, merupakan buah dari hasil kerja sama yang ditandatangani kedua perusahaan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.