TANGERANG, KOMPAS.com - Indonesia masih menjadi tempat yang potensial untuk industri otomotif. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya produsen otomotif yang berkomitmen menanamkan investasinya di tanah air.
Dalam waktu dekat, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat akan ada dua merek baru yang masuk ke Indonesia, yakni Hyundai dan BYD.
"Hyundai akan investasi dalam jumlah besar dan bangun pabriknya di Indonesia. Lalu mobil dari China (BYD) sangat berpotensi karena mereka mengejar opportunity di Indonesia. Mereka (BYD) juga mengincar Indonesia jadi basis produksi," kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi di GIIAS 2019, Tangerang, Sabtu (27/7/2019).
Bahkan, Hyundai dikabarkan akan melakukan komunikasi lanjutan untuk investasi di Indonesia. Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah bertemu dengan pihak Hyundai membahas mobil listrik hingga mobil terbang.
"Kalau saya tidak salah, November nanti Presiden Jokowi akan ke Korea Selatan untuk membahas lanjut tentang komitmen Hyundai. Jadi memang nampaknya sudah positif. Investasi Hyundai ini tidak sama dengan KIA, jadi berbeda. Lagipula sekarang KIA sudah dipegang ke Indomobil Group," ucap Nangoi.
Sedangkan untuk komitmen BYD, Nangoi masih enggan menyatakan secara pasti. Hanya saja produsen mobil listrik terkemuka asal China itu sangat tertarik untuk berkompetisi di Indonesia.
"Sampai saat ini baru dua itu (yang akan masuk Indonesia)," kata Nangoi.
Investasi Rp 40 T
Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi, mengatakan, Hyundai menyampaikan keinginannya untuk berinvestasi di Indonesia. Rencana pembangunan pabrik baru Hyundai Motor Company (HMC), akan dilakukan di wilayah Jawa Barat.
Umar mengatakan, para investor Korsel tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dan Jawa Barat sebagai kawasan yang potensial. "Kami datang satu tim untuk melihat ke depan apa saja yang jadi prioritas bisa dikerjakan bersama," kata Umar, di Jawa Barat, Jumat (28/6/ 2019).
Rombongan investor melakukan pembicaraan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, termasuk HMC. Disebutkan kalau HMC masih melakukan berbagai persiapan untuk memulai peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan pabrik baru.
"Hyundai menargetkan produksi sekitar 300.000 unit kendaraan roda empat per tahun, dan membutuhkan ribuan orang pegawai. Mudah-mudahan bisa segera terwujud, karena kalau Hyundai masuk, diidentifikasi 30 perusahaan akan ikut," kata Umar.
Di lokasi yang sama, Gubernur Ridwan Kamil memastikan investasi pembukaan pabrik oleh Hyundai mencapai puluhan triliun rupiah. “Kalau dihitung nilai investasinya lebih dari Rp 40 triliun,” kata Ridwan Kamil.
BYD via Taksi dan Bus
Sedangkan untuk BYD, sebetulnya sudah lebih dulu tes pasar atau setidaknya memperkenalkan teknologi mobil listrik lewat jasa transportasi. Perusahaan otomotif China besutan miliarder Warren Buffet ini, memang fokus untuk memproduksi mobil listrik seiring perkembangan teknologi.
Meskipun belum ada konfirmasi, namun ketika Blue Bird mengumumkan penggunaan taksi mobil listrik (battery electric vehicle/BEV) milik BYD, terasa ada upaya tes pasar. TransJakarta juga berencana memanfaatkan jasa bus listrik dari produsen yang sama, BYD.
Teknologi BEV yang ditawarkan BYD memang tergolong baru buat Indonesia, sehingga lebih butuh penjajakan ke level pengguna, yakni konsumen. Sementara, regulasi mobil listrik di Indonesia juga tidak kunjung muncul, sehingga upaya impor kendaraan untuk kendaraan komersial dalam hal ini taksi, dilakukan karena bersifat non-personal (bukan penggunaan pribadi).
Di sisi lain, Toyota Motor Corp (TMC) juga sudah mengumumkan kerja sama dengan produsen kendaraan listrik asal China, BYD. Kerja sama ini akan digunakan kedua pihak untuk pengembangan industri kendaraan listrik di masa depan.
Dilansir dari Bloomberg.com, kedua perusahaan ini akan mengembangkan model sedan dan SUV yang rencananya akan dikenalkan pada 2020 dan 2025. Keduanya juga mengutarakan akan berkerja bersama-sama dalam pengembangan baterai untuk EV.
Langkah ini dilakukan Toyota untuk memasuki pasar China yang sangat besar di segmen kendaraan listrik. Toyota berharap dapat memperkecil jarak dalam capaian penjualan dengan Volkswagen dan General Motor di masa depan serta untuk mengamankan suplai baterai guna kebutuhan kendaraan listrik.
Kerja sama ini menarik, karena Toyota merupakan penguasa pasar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jadi, jikalau di masa depan ada mobil listrik BYD dijual menggunakan emblem Toyota di Indonesia, merupakan buah dari hasil kerja sama yang ditandatangani kedua perusahaan ini.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/07/29/074141115/dua-merek-otomotif-baru-ingin-masuk-indonesia