Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyesuaian Pajak, Mungkinkah Sedan Bakal Laris di Indonesia?

Kompas.com - 26/07/2019, 12:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan menghadirkan dua peraturan baru tentang kendaraan elektrifikasi. Salah satu yang menjadi perhatian dari peraturan tersebut, ada penyesuaian skema Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Besaran pengenaan PPnBM tak lagi dihitung berdasarkan ukuran mesin dan bentuk kendaraan melainkan gas buang atau emisi, konsumsi bahan bakar, serta pilihan mesin di bawah 1.500 cc, 1.500 cc - 3.000 cc, dan 3.000 cc ke atas.

Melalui penyesuaian itu, Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto, berharap ekosistem industri otomotif makin kompetitif khususnya untuk produksi dan ekspor sedan. Mengingat, permintaan pasar luar negeri lebih banyak mobil berkategori Sport Utility Vehicle (SUV) dan sedan.

"Sedan, dalam regulasi lamanya, menjadi salah satu produk barang mewah sehingga pajak yang dikenakan lebih mahal. Namun melalui penyesuaian PPnBM ini diharapkan Indonesia bisa memproduksi lebih banyak sedan, menjual sedan, dan lebih jauh bisa meningkatkan ekspor," kata Herjanto di GIIAS 2019, Tangerang.

Lantas, seberapa efektif skema PPnBM baru ini untuk rangsang pasar sedan? Mengingat dalam perkembangannya di Tanah Air, mobil kecil tersebut terus tergerus dan cukup mengkhawatirkan.

Baca juga: Bocoran PP dan Perpres Kendaraan Elektrifikasi di Indonesia

"Sedan kita penerimaannya kurang baik. Penyebabnya ini bukan hanya pajak, tapi juga preference customer. Meliputi, kualitas infrastruktur, dukungan industri komponen, dan sebagainya," kata Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam saat dihubungi Kompas.com, Tangerang, Kamis (25/7/2019).

Di Indonesia, lanjut Bob, masih banyak terdapat jalanan berlubang dan sering banjir. Sehingga menggunakan sedan untuk kendaraan harian kurang tepat meskipun kenyamanan yang disajikan oleh mobil bertipe tersebut lebih baik.

Lalu, untuk menambah volume ekspor kendaraan sedan, Bob menyatakan kontribusi sedan di pasar domestik harus terangsang lebih dahulu.

"Ekspor itu tergantung pada situasi pasar negara tujuan. Biasanya, untuk jadi export based country adalah mobil yang paling besar kontribusinya (penjualannya) di pasar domestik. Masalahnya, pasar domestik Indonesia untuk sedan juga kurang baik," kata Bob.

Sebagai informasi, sedan adalah segmen kendaraan paling kecil di industri otomotif nasional. Berdasarkan data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tahun 2018, penjualan sedan hanya sebanyak 6.268 unit dari 1.1 juta unit, atau tidak sampai 1 persennya.

Baca juga: Skema PPnBM Terbaru, LCGC Bukan Lagi Mobil Murah

Di dapur TMMIN, Toyota Vios sebagai satu-satunya sedan yang diproduksi di sana, sepanjang tahun 2018 angka produksinya sebesar 23.800 unit. Dibandingkan dengan mobil model lain tentu angkanya jadi terpaut jauh.

Sedangkan sepanjang semester pertama (Januari - Juni) tahun 2019, produksi Vios tercatat sebesar 12.700 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau