Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Peredaran Mobil Bekas Abal-abal Jelang Lebaran

Kompas.com - 16/05/2019, 03:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim mudik Lebaran umumnya menjadi momentum bagi penjualan mobil bekas (mobkas). Selain karena harga yang lebih murah dari barang baru, mobil seken juga memiliki keuntungan karena bisa langsung digunakan tanpa repot menunggu surat-surat kelengkapan kendaraan.

Namun begitu harus diingat, bahwa tidak jarang saat-saat seperti ini juga dimanfaatkan sejumlah oknum untuk melancarkan aksinya melakukan penipuan. Modusnya tentu saja dengan manipulasi kondisi mobil seken yang tidak berkualitas terlihat menarik.

Contohnya ada banyak, mulai dari mobil bekas tabrakan, korban banjir, atau mesin yang tak lagi sehat. Semuanya dikemas sedemikian rupa agar nampak mulus tanpa cela, karena itu konsumen perlu pintar-pintar dalam memilih, jangan cepat terjebak oleh penampilan saja.

Baca juga: Cara Menarik Hati Calon Konsumen Mobil Bekas

Presiden Direktur mobil88 Halomoan Fischer, mengatakan, memang kondisi Lebaran dimana banyak orang sedang mencari mobkas untuk mudik kerap sebagai waktu rawan penipuan.

"Biasanya itu semakin dekat Lebaran semakin banyak pemainnya (pelaku), kurang lebih satu minggu. Momen itu kan biasanya banyak konsumen yang panic buying, mereka cari kendaraan untuk mudik dengan terburu-buru tanpa banyak cek secara detail," kata Fischer kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2019).

Tipe konsumen yang tergesa-gesa menjadi sasaran empuk pelaku penipuan. Menurut Fischer, biasanya para oknum ini hanya bermodalkan merapihkan tampilan mobil agar terlihat rapih dan sedikit terawat.

Ilustrasi mobkas jelang lebaranOtomania/Setyo Adi Ilustrasi mobkas jelang lebaran

Secara harga jual yang ditawarkan para oknum tersebut juga tidak berbeda jauh dengan banderol mobkas normal lainnya. Kondisi ini dilakukan agar konsumen tidak curiga terhadap produk yang akan dibelinya.

"Para oknum ini biasanya sudah tahu, jadi mereka juga tidak pasang harga yang jauh di bawah standar supaya calon pembelinya tidak curiga. Agar meyakinkan jualnya juga dengan harga pasaran biasa, tapi tetap bisa ditawar juga. Karena kondisi sudah panik dengan waktu yang mepet, konsumen hanya cek luar dalam, kelengkapan surat-surat tanpa detail melihat kondisi mesin, kaki-kaki, memperhatikan bodi, dan lainnya," papar Fischer.

Kucing Dalam Karung

Untuk menghindari hal tersebut, Fischer menyarankan konsumen melakukan pembelian mobil di temapt-tempat yang sudah terpercaya. Selain itu, sebisa mungkin melakukan transaksi jauh-jauh hari dan meminta garansi, sehingga saat mobil sudah dibeli konsumen bisa langsung jajal kalau ada masalah masih bisa komplain.

Secara terpisah, Kepala Bengkel Bodi and Paint Auto2000 Kenjeran Yusuf Bahtiar, menjelaskan membeli mobkas memang tidak segampang membeli mobil baru. Konsumen harus memiliki ketelitian untuk mendapat unit yang benar-benar baik.

- -

Baca juga: Diskon Mobil Baru Pengaruhi Harga Mobkas

Yusuf mengingatkan agar konsumen tidak mudah langsung tergoda dengan penampilan luar mobil yang terlihat rapih atau harga yang lebih murah. Baiknya meminta saran dengan orang yang lebih ahli saat akan membeli mobil bekas agar tidak berujung pada kerugian.

"Jadi memang tidak mudah, ini sulit sekali membedakan mana yang benar-benar masih baik atau yang sudah di poles dari kaca mata orang awam. Karena hal itu, saya lebih sarankan untuk konsumen mencari mobkas di diler yang terpercaya, atau saat akan membelinya membawa rekanan yang ahli agar tidak seperti membeli kucing dalam karung," ucap Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau