Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Harga Mobkas, Tergantung Pasar Mobil Baru

Kompas.com - 18/09/2018, 15:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak seperti pasar mobil baru, lemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tidak berdampak pada penjualan mobil bekas (mobkas). Namun demikian, bukan berarti pasar mobkas kebal terhadap gejolak yang ada dipenjualan mobil baru.

Menurut Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer, harga mobkas sebenarnya sangat tergantung dari kondisi pasar mobil baru, terutama dari segi harga dan promo yang disajikan dari diler-diler.

"Dollar memang tak berdampak, tapi yang pengaruh bikin harga mobkas itu turun atau stabil justru dari harga mobil barunya. Saat diler kasih promo diskon-diskon sampai harga mobil bisa turun, otomatis kita di mobkas juga harus revisi harga jual juga," ujar Fischer saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (17/9/2018).

Baca juga: MPV dan SUV Bekas Masih Jadi Idola

Contoh seperti diskon harga mobil yang biasa digulirkan jaringan diler jelang akhir tahun, menurut Fischer hal itu bisa berpotensi membuat harga jual mobkas juga akan turun. Karena mau tidak mau, pasar mobkas harus menyesuaikan tren agar tetap mendapat porsi pasar.

Stok mobil bekas di showroom Mobil88 Bekasi yang baru saja direlokasi ke tempat yang lebih luas.Mobil88 Stok mobil bekas di showroom Mobil88 Bekasi yang baru saja direlokasi ke tempat yang lebih luas.

"Misalnya ada diskon mobil baru turun Rp 2 juta sampai Rp 5 juta, ya kita ikutan turunkan harga mobkasnya. Karena kalau tidak, konsemen akan mikir bila beli mobil bekas tapi harga dengan mobil baru tidak jauh beda, misalnya ya," kata Fischer.

Baca juga: Dampak Dollar AS, Mobil Bekas Tuai Untung

Hal senada juga diutarakan Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih. Bahkan menurut Herjanto kondisi tersebut sudah menjadi hal biasa, yang kerap terjadi setiap tahun.

"Sudah lumrah lah itu, tapi pada prinsipinya secara segmen pasar mobkas dan produk baru kan beda. Jadi tetap ada porsinya lah, sudah ada hitung-hitunganya sendiri," ujar Herjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau