Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Radityo Wicaksono
Master of Engineering, Pencinta F1 dan Penggiat Blog

Full time Aircraft Performance Engineer di Garuda Indonesia & Part-time kolumnis dan narasumber Motorsport (Formula 1, Formula 2 dan Formula E)
Magister Teknik Mesin (INSA Strasbourg, Perancis) & Magister Manajemen (Universitas Pelita Harapan)

kolom

Cerita di Balik Tim F1 Legendaris yang Pernah Berjaya

Kompas.com - 09/05/2019, 11:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Masyarakat sudah pasti setuju jika tim besar di balapan jet darat, Formula 1 (F1) adalah Ferrari dan McLaren. Tetapi, tahukan Anda jika ada satu tim lagi yang sempat berjaya pada era 1980 dan 1990.

Adalah Williams Racing yang memiliki pebalap luar biasa seperti Alan Jones, Keke Rosberg, Nigel Mansell, dan Alain Prost. Puluhan tahun, tim yang berbasis di Grove ini berhasil bertahan di cabang olahraga ini.

Bahkan, Williams Racing menjadi salah satu tim yang mampu bertahan dengan tingkat kompetitifitas yang cukup baik di F1. Tim ini terbentuk dari hasil kerjasama dua tokoh legendaris Formula 1, yaitu Sir Frank Williams dan Sir Patrick Head.

Membentuk Tim F1

Sebelum terbentuknya Williams Grand Prix Engineering, Sir Frank sempat mencoba untuk mendirikan Frank Williams Racing cars (1969) dan Wolf-Williams Racing pada 1976. Namun dengan hasil yang kurang memuaskan untuk kedua tim tersebut, Williams memutuskan berpisah dengan Walter Wolf (co-founder Wolf-Williams Racing).

Baca juga: Perjuangan Tim F1 yang Mempunyai Tradisi Hebat di Musim 2019

Dia mencoba untuk mendirikan Williams Grand Prix Engineering pada 1977, dengan bantuan dari insinyur muda berbakat, yaitu Sir Patrick Head.

Infografis William Racingdok.Radityo Wicaksono Infografis William Racing

Kerjasama antara keduanya menghasilkan kesuksesan yang luar biasa. Williams mampu menjadi sembilan kali juara konstruktor antara musim 1980 dan 1997, serta Williams bisa dibilang sangat mendominasi F1 di tahun 90an.

Secara keseluruhan, hanya Ferrari yang mampu memenangi lebih banyak kejuaraan F1, yaitu sebanyak 16 kali. Selama era tersebut, pebalap Williams mampu menjuarai kejuaraan F1 tujuh kali, dengan Alan Jones, Keke Rosberg, Nelson Piquet, Nigel Mansell, Alain Prost, Damon Hill dan Jacques Villeneuve.

Hanya pebalap Ferrari (15) dan McLaren (12) saja yang mampu meraih kemenangan lebih banyak dibandingkan Williams secara kesuluruhan.

Infografis William Racingdok.Radityo Wicaksono Infografis William Racing

Performa Mulai Turun

Sejarah dan pencapaian yang diraih di masa lalu tidak mudah untuk dipertahankan, dari tahun ke tahun mungkin bisa dibilang hanya Ferrari yang mampu bertahan di level tertinggi untuk periode waktu panjang, meskipun Ferrari sendiri sempat mengalami masa- masa kurang memuaskan di era F1 modern.

Kemenangan Grand Prix yang diraih oleh Williams adalah pada musim 2012 di GP Spanyol, ketika Pastor Maldonado mampu membawa mobil FW34-nya meraih kemenangan di Barcelona.

Infografis William Racingdok.Radityo Wicaksono Infografis William Racing

Setelah itu apa yang terjadi dengan Williams? Pertengahan musim 2012, Sir Frank Williams memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai salah satu board members (anggota BoD), dan memberikan kepercayaan kepada anak puterinya, Claire Williams, untuk menggantikan posisinya di BoD Williams Grand Prix Engineering, sebagai perwakilan dari keluarga Williams di BoD.

Meski demikian, Sir Frank masih tetap menjadi pemegang saham mayoritas dari timnya, walaupun dengan peran yang tidak terlalu signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Keterbatasan Dana dan Sktuktur Organisasi yang Tidak Bagus

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com